SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Kendati porsi kepemilikan terhadap total aset perbankan di Soloraya didominasi 51,63% oleh bank pelat merah, tetapi kontribusi bank pemerintah terhadap peningkatan aset perbankan di Soloraya masih lebih kecil ketimbang bank swasta.

Dari data yang diterima solopos.com, dari Bank Indonesia (BI) Solo, Senin (28/10/2013), menyebutkan total aset perbankan Soloraya per September 2013 mencapai nilai Rp53,75 triliun atau tumbuh sebesar 19,77% dari periode yang sama tahun lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kontribusi utama peningatan aset berasa dari peningkatan aset bank swasta mencapai 21,54%. Sementara aset bank pemerintah hanya tumbuh 18,16%,” kata Kepala Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, kepada solopos, Senin.

Dia kembali menyebutkan porsi kepemilikan aset bank pemerintah mencapai 51,63% sementara porsi aset bank swasta hanya 48,37%. Dengan distribusi lokasi menurut wilayah adalah Kota Solo sebesar 72,55%, Klaten 5,41%, Sragen 5,32%, Sukoharjo 5,08%, Karanganyar 4,72%, Boyolali 3,48%, dan Wonogiri 3,44%.

Peningkatan aset, lanjut Ismet, berasal dari peningkatan beberapa indikator seperti kredit dan pembiayaan sebesar 24,05%. Per September 2013, kredit yang dikucurkan kalangan perbankan mencapai Rp44,32 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp35,73 triliun. Selain itu, aset juga ditopang pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 18,14% dari Rp34,11triliun menjadi Rp40,30 triliun per September 2013.

Untuk komposisi DPK, tabungan masih menjadi primadona dan kemidian disusul deposito dan yang terakhir giro. Tabungan memiliki pangsa pasar sebesar 51,12% atau mwncapai Rp20,60 triliun. Ismet menyebut pangsa tersebut sedikit menurun dibanding periode bulan sebelumnya sebesar 52,81%.

“Meskipun menurun tabungan tetap mendominasi. Tabungan tetap menjadi pilihan utama karena produk tabungan saat ini relatif semakin udah untuk bertransaksi baik penarikan maupun untuk setoran.” Selain itu, Ismet tak memungkiri meskipun bunga tabungan saat ini relatif lebih mudah tetapi segi keamanan banyak menjadi pertimbangan kalangan nasabah untuk menyimpan dananya di tabungan.

Untuk deposito pangsa pasarnya sebesar 30,69% atau sebesar Rp12,37 triliun, sementara giro hanya mendominasi 18,19% dengan total nilai Rp7,33 triliun.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kinerja penghimpunan dana di kalangan bank perkreditan rakyat (BPR). Di industri BPR, giro mampu memberikan kontribusi terbesar dalam penghimpunan dana pihak ketiga. Giro di BPR mamu tumbuh sebesar 41,33% diikuti pertumbuhan tabungan sebesar 15,00% dan deposito sebesar 12,19%.

“Tingginya peningkatan giro ini menunjukkan adanya peningkatan kegiatan usaha di Soloraya,” imbuh Ismet.
Selain itu, tambah Ismet, peningkatan kesejahteraan masyarakat juga telah mengubah pola konsumsi menjadi pola investasi yang tercermin dari meningkatnya deposito dan tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya