SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA—Siapa menyangka, perabot rumah tangga seperti lemari, tempat tidur atau meja dan kursi bekas dari desa mampu mendatangkan keuntungan yang menggiurkan. Seperti yang dilakukan Zainah Vadaq, 37, pemilik Galeri Mutiara yang menyediakan berbagai barang kuno dan antik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memulai usaha sejak 1995 dengan modal hanya Rp5 juta, kini per bulan ia bisa memperoleh omzet hingga ratusan juta. Meja kuno yang telah dipoles kembali bisa terjual puluhan hingga ratusan juta.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bapak saya punya bisnis barang kuno dan akhirnya saya terjun di bisnis yang sama. Saya memulai semua sendiri. Saya dan suami hanya dipinjami Rp5 juta oleh orangtua buat modal,” ujarnya saat ditemui, Senin (10/12).

Dari modal Rp5 juta tersebut, ia bersama suami berburu barang kuno ke berbagai desa di DIY. Pertama kali ia hanya memiliki dua karyawan dan hanya ada satu atau dua barang kuno yang berhasil di dapatkan. Setelah diproses yakni diperbaiki dan dipelistur kembali, barang tersebut pun dipasarkan. “Benar-benar dari nol, motor saja kami tidak punya,” katanya.

Perlahan, usahanya mulai dikenal terutama oleh pecinta barang kuno dan antik dari luar negeri. Karena barang yang disediakan memang hanya barang berkualitas dan terbuat dari kayu jati.

“Sekarang sudah ada yang setor ke galeri saya, kalau dulu kami cari perabot kuno dari rumah ke rumah di pelosok desa,” ujarnya.

Istri dari Muhammadd Baabud ini mengatakan pendapatan sempat menurun pada saat gempa yang melanda DIY beberapa waktu lalu, namun dengan kegigihan dan kerja keras serta selalu menjaga kualitas, kini ia telah memiliki dua galeri yakni di Ringroad Utara Jombor Kidul dan Ringroad Utara Krunggahan dan dibantu 26 pegawai.

“Berbagai macam barang seperti tempat tidur, leemari, meja makan, meja teh tersedia, harganya berkisar Rp100.000 hingga ratusan juta, misalnya untuk joglo,” jelasnya.

Jika dulu lebih banyak pembeli dari luar negeri, kini penggemar barang kuno dan antik dari dalam negeri juga sudah mulai banyak. Bahkan kini 70% pembeli adalah orang lokal. Banyaknya restoran dan hotel dengan model etnik cukup menguntungkan bagi bisnisnya.

“Lebih menyenangkan jika orang lokal yang beli, rasanya sayang kalau barang-barang antik dan kuno kita justru dimiliki orang-orang asing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya