SOLOPOS.COM - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko meninjau sawah yang ditanamani padi varietas KIP, Kamis (4/3/2021). (Istimewa/Pemprov Jatim)

Solopos.com, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memastikan stok beras di provinsinya aman hingga Mei 2021. Oleh karenanya, ia menegaskan Jatim tidak membutuhkan pasokan beras impor. Bahkan stok beras di Jatim saat in melebihi kebutuhan alias surplus.

"Jawa Timur tidak perlu suplai beras impor. Kita bisa mencukupi kebutuhan pangan dan mampu menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani," kata Khofifah dalam siaran pers, Senin (22/3/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, stok beras di Jawa Timur akan surplus hingga akhir Mei 2021. Surplus beras di Jatim ini terjadi karena sampai semester satu luas panen Jatim hingga April mencapai 974.189 hektar. Dari luas lahan itu menghasilkan 3.053.994 ton beras.

Baca juga: Ketua HKTI Jatim Minta Gubernur Khofifah Tolak Beras Impor

"Jadi berdasarkan prediksi dan hitungan kami, di Jatim akan ada surplus 902.401 ton beras. Dengan jumlah itu, maka Jatim tidak perlu ada suplai beras impor. Stok beras kita sangat melimpah. Bahkan saat ini tim satgas pangan sedang keliling untuk menyerap padi dan beras produksi panen saat ini," ujarnya.

Harga Stabil

Selain itu, berdasarkan prognosa (kemungkinan) ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok Januari-April 2021, ketersediaan beras diasumsikan tercukupi. Bahkan tren harga beras juga terjaga stabil.

Khofifah juga menyebut, angka ketersediaan beras masih belum dihitung tambahan luas panen Mei dan Juni. Yang luas lahannya 295.118 ha dengan produksi 1.008.779 ton. Sehingga, produksi beras Jawa Timur sampai dengan semester 1 adalah 1.911.180 ton.

Baca juga: Capres Prabowo Sebut Klaten Banjir Beras Impor, Petani: Jangan Asal Omong!

Sebelumnya, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jatim, Ahmad Nawardi meminta Khofifah menolak masuk beras impor ke Jatim.

“Sebab dikhawatirkan merugikan rakyat, khususnya petani. Ini karena akan merusak harga beras di Jatim, apalagi saat ini memasuki musim panen,” ujar Ahmad Nawardi di Surabaya, Sabtu (20/3/2021).

Menurut dia, beras impor masuk menjadikan harga gabah dan beras semakin murah sehingga Gubernur harus tegas menolak beras impor. “Kalau lewat tidak masalah, misalnya mau masuk ke wilayah Indonesia Timur karena di sana kekurangan beras, silakan. Tetapi untuk masuk Jatim, Gubernur harus melindungi agar tidak merusak harga,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya