SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Karanganyarkab.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pemkab Karanganyar mengaku cemas dan khawatir dengan potensi terjadinya lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 pascalibur Lebaran pekan lalu.

Libur Lebaran itu berlangsung Kamis hingga Minggu (13-16/5/2021). Pantauan Solopos.com, masyarakat memadati tempat publik, ruang terbuka, objek wisata, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat lain selama libur Lebaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tidak hanya itu, masyarakat memanfaatkan momen sebelum libur Lebaran untuk pulang ke kampung halaman. Mereka pulang ke kampung halaman lebih awal karena pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan penyekatan di perbatasan pada 6-17 Mei 2021.

Baca Juga: 4 Jam Galang Dana Untuk Palestina, Sukarelawan Muhammadiyah Sragen Himpun Rp51,7 Juta

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan hingga desa untuk mewaspadai dampak pascalibur Lebaran terhadap jumlah kasus Covid-19. Yuli, sapaan akrabnya, menginstruksikan pemantauan ke sejumlah lokasi selama 15 hari ke depan.

“Saya menunggu dan berharap, berdoa agar [tidak ada peningkatan kasus]. Selama 15 hari pascalebaran seperti apa kecenderungannya nanti. Pemantauan 15 hari ke depan mengoptimalkan pak kades dan pak RT. PPKM Mikro itu efektif kalau disiplin dan ketat,” kata Bupati kepada wartawan seusai rapat koordinasi virtual dengan Presiden di Ruang SIC kompleks Kantor Diskominfo Karanganyar, Senin (17/5/2021).

Baca Juga: Insiden Perahu Terbalik Kedungombo, Pemkab Boyolali: Posisi Kami Serba Repot

Instruksi Presiden

Menurutnya, langkah itu sejalan dengan instruksi Presiden saat memimpin rapat virtual pada Senin. Menurut Yuli, Presiden mengingatkan kepala daerah agar berhati-hati terkait potensi ledakan kasus Covid-19 setelah Lebaran, termasuk di Karanganyar.

Presiden berharap tidak ada lonjakan kasus Covid-19 sehingga tren pertumbuhan ekonomi positif. Selain perihal Covid-19, Presiden juga menargetkan pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 7%.

“Presiden bilang berulang kali agar hati-hati pasca-Lebaran. Antisipasi supaya terkendali, terpantau, jangan ada lonjakan. Kalau [kasus Covid-19] dapat dikendalikan, tidak ada kasus baru maka pertumbuhan ekonomi bisa dipacu. Angka 7% itu luar biasa, optimistis. Padahal pertumbuhan ekonomi Jateng ini masih minus,” ujarnya.

Baca Juga: 20 Warga Sekampung di Sumber Solo Positif Covid-19, 1 Orang Dirawat di RS

Juliyatmono menerjemahkan instruksi Presiden agar berhati-hati dengan meminta camat maupun kepala desa memantau lokasi tempat potensi kerumunan masyarakat selama libur Lebaran. Salah satu lokasi yang dimaksud adalah tempat wisata. Ia mengaku tidak melarang pelaku usaha pariwisata membuka usaha, tetapi dengan catatan berada dalam zona aman.

“Waspadai lokasi yang berpotensi memunculkan penularan. Tempat wisata berpotensi kerumunan. Sebetulnya kalau zona oranye boleh membuka objek wisata dengan catatan prokes ketat. Kalau merah harus tutup. Tinggal memantapkan kesadaran individu. Saya kira akan lekas selesai kalau benar-benar mau menghindari kerumunan dalam waktu lama.”

Baca Juga: Belajar Dari Kasus WKO, Perahu Wisata Rawa Jombor Klaten Dilarang Angkut Penumpang Lebihi Kapasitas!

Persiapkan Fasilitas Kesehatan

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, Purwati, menyampaikan dampak libur Lebaran terhadap peningkatan jumlah kasus Covid-19 mulai dapat terpantau 7-10 hari pascalibur Lebaran.

Perempuan berkerudung itu menyampaikan Dinkes sudah mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan sebaik mungkin. Meski demikian, ia berharap tidak ada lonjakan kasus pascalibur Lebaran.

“Ini belum bisa dilihat. Baru tampak setelah 7-10 hari pascalibur Lebaran. Tapi tetap kami siapkan fasyankes. Rumah sakit sudah disiapkan. Mudah-mudahan tidak [ada lonjakan kasus]. Catatannya prokes diketati. Walaupun susah terutama kerumunan,” ujar Purwati saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Underpass Makamhaji Rusak Lagi, Pemkab Sukoharjo Mikir Ulang Terima Aset Dari Pusat

Ia juga menyampaikan Dinkes masih mengumpulkan data tambahan kasus yang muncul dari pemudik. Sejauh ini ia mengklaim belum ada tambahan kasus dari kalangan pemudik.

“Sampai saat ini belum ada laporan dari puskesmas terkait kasus dari pemudik. Ini sedang ditelusuri terkait mudik. Belum ada pemudik terkonfirmasi positif. Masih penularan lokal karena mobilitas masyarakat tinggi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya