SOLOPOS.COM - Perajin Batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, mempraktikkan proses membatik batik tulis khas Girilayu. (Istimewa-dok Camat Matesih)

Solopos.com, KARANGANYAR – Untuk bisa tumbuh dan memiliki daya saing, pelaku UMKM batik di Karanganyar harus bisa mengembangkan keunikan produk. Tak sampai di situ, mereka juga harus bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk.

Ini benang merah hasil dari forum group discussion (FGD) bertema Strategi Peningkatan Daya saing UMKM Batik berbasis Green Enterpreneurship menghadapi industri 4.0 yang digelar Pemkab Karanganyar, Senin (4/10/2021). Kegiatan ini dihelat di Hotel Alana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hadir dalam acara itu Kepala Disperindagkop, Martadi, dan sejumlah kalangan Akademisi dari Universitas Islam Batik Solo dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), LP3M, serta pelaku UMKM Batik Girilayu.

Baca Juga: DPRD Karanganyar Soroti Banyaknya Masalah di Sektor Pertanian

Martadi dalam kesempatan itu mengatakan kreativitas adalah sesuatu yang harus terus dikembangkan para pelaku UMKM batik Karanganyar. Batik Karanganyar harus memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri yang membedakannya dengan batik-batik dari daerah lain seperti Solo dan Pekalongan. Dengan memiliki diferensiasi, batik Karanganyar bisa menarik minat pasar.

“Potensi batik tulis di Girilayu mirip dengan batik di Solo sehingga menjadi ikon Kabupaten Karanganyar. Ini harus terus dikembangkan lagi sehingga produk batik di desa Girilayu memiliki daya saing dengan batik di daerah lain,” ujar Martadi dalam siaran persnya di laman resmi Pemkab Karanganyar, Senin.

Ia mengatakan Pemkab Karanganyar terus berupaya mendorong pengembangan batik Girilayu melalui jalinan kerja sama dengan pihak perbankan. Namun para pelaku UMKM batik juga harus siap dengan sistem pemasaran produk secara digital.

Baca Juga: 2 Hari Hilang, Pria Tua Macanan Ditemukan Meninggal di Sawah

“Penyaluran CSR dan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk pengembangan produk secara digital telah dilakukan. Ini agar produk batik Girilayu semakin dikenal pasar nasional dan internasional, serta ramah lingkungan,”katanya.

Sementara Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M), Sri Yuli Rahmawati, mengatakan FGD ini merupakan lanjutan kegiatan digital marketing bagi pelaku UMKM batik di Girilayu. Ini juga untuk mendorong pembentukan SDM yang berkualitas dan memberikan rekomendasi dengan dasar wirausaha yang ramah lingkungan.

“Semoga dari FGD ini dapat memberikan rumusan untuk peningkatan ekonomi pelaku UMKM Batik di Girilayu berbasis ramah lingkungan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya