SOLOPOS.COM - Usus buntu bisa diatasi dengan operasi operasi laparoskopi. Operasi ini dinilai efektif dengan pendarahan minimal, rasa nyeri lebih kecil, dan proses pemulihan cepat. (istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO-– Pasien dengan diagnosis usus buntu dan batu empedu harus menjalani operasi. Pasien yang menjalani pengobatan usus buntu berisiko tinggi karena bedah usus buntu merupakan salah satu kondisi kegawatan.

Namun, kondisi kegawatan dalam proses operasi konvensional dapat dihindari dengan menjalani operasi laparoskopi. Operasi laparoskopi hanya menyayat bagian tubuh sepanjang 1 sentimeter sampai 1,5 sentimeter.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Arif Nurhidayat Prawirohardjo,Sp.B, M.Kes kepada Solopos.com, Jumat (23/10/2020). Operasi laparoskopi memasukkan tabung dengan kamera sehingga dokter bisa membantu organ dalam tanpa melakukan bedah dengan sayatan lebar.

Masih Merasa Dampak Sakit, Penderita Long Covid Butuh Dukungan

“Keuntungan menjalani operasi laparoskopi pendarahan minimal, rasa nyeri lebih kecil, proses pemulihan cepat, dan mengurangi perlengketan bedah dibandingkan dengan operasi konvensional,” katanya.

Arif menjelaskan, pentingnya deteksi dini untuk mencegah risiko pengobatan dan tingkat penanganan yang sulit pada usus buntu dan batu empedu yang akut. Cara deteksi usus buntu dengan merasa nyeri pada bagian perut kanan bawah dan batu empedu bagian perut kanan atas.

“Kalau sudah merasa nyeri segera periksa dokter. Dokter melakukan memeriksaan dengan USG [ultrasonografi medis] untuk mendiagnosis. Penanganan usus buntu dan batu empedu harus opearsi. Obat mengurangi gejala saja. Tidak bisa dipulihkan dengan obat,” paparnya.

Tak Kunjung Punya Anak Apakah Berarti Mandul?

Memperlancar Pencernaan

Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Arif Nurhidayat Prawirohardjo,Sp.B, M.Kes (istimewa)
Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Arif Nurhidayat Prawirohardjo,Sp.B, M.Kes (istimewa)

Menurut Arif, usus buntu disebabkan kotoran yang susah dicerna masuk ke usus buntu dan menyumbat cairan untuk memperlancar pencernaan. Cairan yang tersumbat kotoran dapat menimbulkan infeksi radang, rasa nyeri, bengkak, dan pecah berisi nanah.

“Ini bisa disebabkan oleh makanan yang susah dicerna. Makanan yang susah dicerna merupakan makanan kurang serat dan kurang minum air putih. USus buntu bisa menyerang segala usia,” ungkapnya.

Sedangkan batu empedu terjadi karena sering mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak. Kolesterol mengendap di kantung empedu membuat infeksi penyempitan sehingga cairan empedu untuk kelancaran proses pencernaan lemak tidak lancar.

“Kalau mengkristal muncul rasa nyeri pada bagian perut kanan atas. Kadang sampai ulu hati karena nempel di liver. Penderita batu empedu jarang dialami oleh anak-anak,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, RS JIH Solo mengutamakan penanganan usus buntu dan batu empedu dengan operasi laparoskopi karena memiliki fasilitas dan dokter berpengalaman. RS JIH Solo sedang mengembangkan operasi laparoskopi untuk tumor usus dan hernia.

Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi lebih lanjut atau punya masalah seperti di atas bisa langsung bisa datang ke Rumah Sakit JIH Solo beralamat di Jl.Adisucipto 118, Jajar, Solo. Masyarakat juga bosa menghubungi nomor telepon (0271)7469100 atau telepon seluler +6281911500805 atau lewat media sosial Instagram @rs.jihsolo dan Twitter rsJIHSolo.

Rekomendasi
Berita Lainnya