SOLOPOS.COM - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, seusai mengisi diskusi di Kota Madiun, Jumat (9/2/2018) malam. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Politikus PSI Tsamara Amany menganggap pasal penghinaan presiden tidak diperlukan.

Madiunpos.com, MADIUN — Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, menegaskan pasal penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden tidak dibutuhkan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menilai Presiden Joko Widodo merupakan sosok yang demokratis sehingga tidak perlu ada pasal tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti diketahui saat ini DPR dan pemerintah sedang membahas Revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) yang salah satu poinnya yaitu menambah pasal penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden. Pasal ini pun menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Politikus muda itu menilai pasal penghinaan presiden tidak diperlukan. Dia juga mempertanyakan urgensi pasal tersebut. Padahal kalau memang ada penghinaan bisa dilakukan delik aduan dan itu sudah ada dalam aturan.

“Pak Jokowi itu tokoh yang tidak memiliki masalah kalau dikritik siapapun. Tokoh yang begitu demokratis. Saat ada aksi kartu kuning lalu. Beliau menerima itu dan justru jawabannya demokratis,” jelas dia saat mengisi acara diskusi di Kota Madiun, Jumat (9/2/2018).

Tsamara menilai usulan pasal penghinaan presiden tersebut diyakini bukan inisiatif dari Jokowi. Menurut dia, Presiden Jokowi tidak mungkin berinisiatif untuk mengusulkan pasal tersebut.

“Kami minta dikaji ulang lah,” ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan pada Pilpres 2019 nanti PSI berkomitmen untuk mendukung Jokowi menjadi calon presiden. Itu sudah menjadi keputusan partai.

Ditanya mengenai verifikasi partai politik dari KPU, Tsamara yakin PSI lolos verifikasi dan dapat mengikuti Pemilu 2019. “Kami udah menerima berita acara KPU. PSI lolos verifikasi. Tetapi kita menunggu keputusan resmi KPU,” ujar dia.

Mengenai elektabilitas PSI yang masih rendah, perempuan berambut pirang ini mengakuinya karena popularitas PSI juga masih rendah.

Untuk itu, saat ini pengurus sedang bekerja keras untuk menggenjot supaya mendongkrak popularitas PSI di mata masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya