SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI sekaligus Ketua HKTI Jatim, Ahmad Nawardi. (Antara)

Solopos.com, SURABAYA — Aksi penolakan impor beras digaungkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jatim, Ahmad Nawardi. Ia meminta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menolak masuk beras impor ke Jawa Timur.

“Sebab dikhawatirkan merugikan rakyat, khususnya petani. Ini karena akan merusak harga beras di Jatim, apalagi saat ini memasuki musim panen,” ujar Ahmad Nawardi di Surabaya, Sabtu (20/3/2021).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurut dia, beras impor masuk menjadikan harga gabah dan beras semakin murah sehingga Gubernur harus tegas menolak beras impor. “Kalau lewat tidak masalah, misalnya mau masuk ke wilayah Indonesia Timur karena di sana kekurangan beras, silakan. Tetapi untuk masuk Jatim, Gubernur harus melindungi agar tidak merusak harga,” ucapnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Tolak Impor Beras, KTNA Sragen Surati Bupati

Senator asal daerah pemilihan Jatim tersebut berharap tidak ada bongkar muat beras impor di wilayah setempat.

“Seperti zamannya Pakde Karwo [Sukarwo, mantan Gubernur Jatim] dulu saat tegas menolak beras impor masuk atau merembes ke Jatim. Akhirnya dialihkan pembongkarannya. Itu menurut saya cara melindungi petani di Jatim,” kata senator yang juga Ketua HKTI Jatim tersebut.

Cak Nawardi, sapaan akrabnya, mengatakan situasi pandemi sudah membuat masyarakat terpuruk, jangan sampai kedatangan beras impor membuat petani semakin berat.

Untuk pengawasan, dirinya yakin satgas pangan di Jatim akan bekerja ekstra keras untuk menjaga masalah ini. Jatim merupakan salah satu daerah dengan produksi beras terbesar di Indonesia sehingga tidak membutuhkan beras impor.

Baca juga: Irasionalitas Impor Sejuta Ton Beras

Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras di Jatim pada tahun 2020 mencapai 10,02 juta ton dengan total luas panen 1,76 juta hektare.

Ini meningkat dibanding tahun 2019 yang total produksinya 9,58 juta ton beras. Jika dikurangi dengan kebutuhan konsumsi beras maka Jatim masih mengalami surplus 1,50 juta ton beras di tahun 2020.

“Mengacu data BPS, Jatim ini tidak butuh beras impor. Baik di masa panen maupun masa tanam padi,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya