SOLOPOS.COM - Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Anak Bangsa, Desa Kurung, Kecamatan Ceper mengikuti simulasi kebakaran yang digelar BPBD Klaten dan Satpol PP dan Damkar Klaten, Senin (31/10/2022).

Solopos.com, KLATEN — Simulasi kebakaran untuk kali pertama digelar di Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah Klaten. Dari simulasi itu, kegiatan bakal dikembangkan ke SLB lainnya di Klaten.

Simulasi bencana kebakaran digelar di SLB-BC Dharma Anak Bangsa, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Senin (31/10/2022). Di SLB itu ada 104 siswa dengan kondisi disabilitas meliputi tuna grahita, tuna ganda, serta tuna rungu-wicara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Simulasi diawali dengan siswa mengikuti pembelajaran. Secara tiba-tiba ada kejadian kebakaran.

Sirene kejadian bencana berbunyi termasuk lampu kedaruratan yang terpasang di kelas siswa tuna rungu-wicara. Dipandu oleh guru, para siswa lantas keluar ruangan melalui tangga.

Siswa yang berada di kelas pada lantai dasar juga bergegas keluar ruangan dipandu guru mereka. Para siswa dan guru kemudian berkumpul di halaman sekolah tersebut kemudian dilakukan pendataan.

Baca Juga: Hadapi Ancaman Kebakaran, 104 Siswa Disabilitas Ikuti Simulasi di Ceper Klaten

Pada kejadian itu, ada siswa yang benar-benar menangis. Melihat kondisi itu, siswa lainnya berusaha menenangkan.

Saat simulasi itu juga ditunjukkan proses evakuasi dua siswa berpura-pura terjebak kebakaran oleh petugas Damkar Klaten yang mengenakan alat pelindung diri lengkap.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan di Klaten ada 16 SLB. Simulasi tersebut baru kali pertama digelar di SLB. Ada 16 SLB di Kabupaten Bersinar.

“Kami akan evaluasi bersama hasil dari simulasi ini, apa yang harus dilakukan lebih lanjut dan perbaikan SOP. Kalau memungkinkan dikembangkan ke SLB lainnya,” kata Winoto.

Baca Juga: Satu Rumah di Jebugan Klaten Terbakar, 2 Orang Meninggal Dunia

Kepala SLB-BC Dharma Anak Bangsa, Agus Istarno, mengatakan baru kali ini simulasi kebakaran digelar di sekolahnya. Simulasi itu penting bagi warga sekolah setempat untuk mengetahui pola evakuasi apabila terjadi kejadian bencana terutama kebakaran.

“Di sekolah kami sudah ada SOP ketika terjadi bencana maupun kebakaran. Ada beberapa evaluasi yang akan menjadi perbaikan. Seperti ketika anak turun dari tangga karena keterbatasan akses turunnya harus didampingi guru,” kata Agus.

Salah satu petugas Damkar Klaten, Tri Hatmoko, mengatakan salah satu kesulitan bagi petugas Damkar apabila terjadi kebakaran di sekolah itu, yakni soal akses menuju sekolah. Kondisi jalan yang tak begitu lebar menyulitkan petugas memasukkan mobil Damkar mendekati lokasi.

Alhasil, cara pemadaman dilakukan dengan menyambung selang agar air bisa menjangkau lokasi. Selain akses, ada bagian bangunan terutama tangga yang kondisinya cukup curam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya