Solopos.com, BANYUWANGI — Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Banyuwangi menyimpan banyak benda bersejarah. Di antaranya berupa gada wesi kuning milik Minak Jinggo.
Gada wesi kuning itu kini disimpan di Pendapa Sabha Swagata Blambangan yang letaknya di tengah kompleks rumah dinas (rumdin) bupati. Keberadaan gada tersebut mampu menarik perhatian wisatawan ataupun pelancong yang datang ke Banyuwangi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Gada itu tidak bisa dipindahkan. Jika dipindahkan akan rusak Banyuwangi ini,” ungkap pemandu wisata di Banyuwangi, Zesy Irama, kepada Solopos.com, Selasa (7/2/2023).
Letak gada Wesi kuning tersebut terlihat berada di atas bangunan di pendapa. Menggantung dan menyatu dengan bangunan utama pendapa.
Cerita adanya gada milik panglima kerajaan Blambangan itu tidak terlepas dari keberadaan rumdin bupati di zaman dahulu, yakni sebagai pusat Kerajaan Blambangan. Sehingga banyak peninggalan yang ada di tempat tersebut.
“Dulunya banyak peninggalan sejarah. Tapi sudah dipindahkan di museum. Kalau Gada itu memang tidak bisa dipindahkan,” terang Zesy.
Selain Gada milik Minak Jinggo, di tempat tersebut juga terdapat peninggalan sumur yang bernama Sri Tanjung. Sumur itulah yang menjadi asal-usul nama Banyuwangi dengan ikon Sri Tanjung dan suaminya Sidopekso.
Sumur tersebut saat ini masih terawat dan terletak di belakang rumdin Bupati. Wisatawan selalu menyempatkan berkunjung ke sumur itu sekadar membasuh muka atau hanya melihat.
“Ya, pengunjung biasanya pada basuh muka. Ada juga yang membawa air dari sumur itu untuk dibawa pulang,” kata dia.
Zesy mengatakan saat ini rumdin bupati memang menjadi tujuan wisata. Hal itu berlangsung sejak Abdullah Anwar Arnaz menjabat sebagai bupati di tahun 2010.
“Sekarang sudah dibuka untuk umum dan masyarakat biasanya berkunjung di tempat ini waktu hari libur,” jelasnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
