SOLOPOS.COM - Ketan Pencok (Instagram/@masbojreng)

Solopos.com, BREBES – Ketan pencok, jajanan khas dari Bumiayu, Kabupaten Brebes, ini jadi favorit banyak orang setiap singgah di daerah ini. Makanan ini masih mempertahankan kosep tradisionalnya.

Padahal di era sekarang, banyak makanan dari ketan yang dikonsep modern. Seperti dipadukan dengan berbagai macam topping, di antaranya adalah oreo, cokelat, susu, buah, serta es krim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengutip Detik.com, Rabu, (22/9/2021), ketan pencok menjadi ciri khas oleh-oleh yang bisa dibawa pulang saat melewati jalur tengah Jawa Tengah atau jalur Tegal-Purwokerto. Ketan pecok sendiri sudah dikenal sejak tahun 1960. Pelopor penjual ketan ini adalah Ibu Bariyah.

Ketan pada jajanan ini hampir sama dengan makanan olahan ketan lain. Hanya saja, butir ketannya halus dengan rasa pulen lembut. Rahasianya, setelah proses perebusan, ketan berwarna putih pucat yang masih panas dan tampak berminyak itu dipukul-pukul supaya padat. Selain itu, agar ketan terasa halus saat disantap.

Baca Juga: Fadia Arafiq, Pedangdut dan Putri A Rafiq yang Jadi Bupati Pekalongan

Untuk memukul-mukul ketan menggunakan lempengan kayu yang disebut ‘nggeblek.’ Setelah digeblek, ketan akan berbentuk persegi panjang seperti karpet yang digelar. Anak dari Ibu Bariyah, Aminah, mengatakan dari awal pembuatan hingga sekarang, pihaknya selalu memakai ketan asli dengan kualitas terbaik.

Dari perebusan dan pencampuran dengan santan hingga menjadi padat hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam. Proses yang lama justru saat membuat pencok atau serundengnya. Untuk membuat pencok, diawali dengan memarut kelapa dan kemudian disangrai hingga wangi.

Saat disangrai, diberi bumbu rahasia. Campuran kelapa parut itu kemudian ditumbuk dan dicampur dengan gula jawa hingga berubah menjadi warna cokelat. Pencok inilah yang membuat istimewa jajanan khas Kabupaten Brebes ini.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Dijuluki George Clooney Versi Jawa, Begini Profilnya

Taburan pencok di atas ketan menjadi jajanan tradisional yang gurih dan manis. Penemu ketan pencok, alm Ibu Bariyah awalnya berjualan pecel di Jalan Protokol Bumiayu. Namun karena dagangannya kurang laku, Ibu Bariyah berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya.

Ia pun coba-coba membuat ketan dengan ditambah taburan serundeng dan ternyata banyak yang menyukai. Awalnya, Bariyah pun berjualan dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum meninggal dunia, resep ketan pencok ini diwariskan kepada anak tunggalnya, yaitu Aminah.

Berawal dari berjualan di emperan toko, saat ini Ketan Pencok Ibu Bariyah sudah mempunyai dua kios, yakni di Jalan Pangeran Diponegoro dekat Pasar Induk Bumiayu dan di Jalan KH Ikhsan Turmudzi Nomor 21 Bumiayu.

Baca Juga: Sego Megono Khas Pekalongan Versi Sehat Cocok Buat Diet, Yuk Coba

Harga ketan pencok bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp100.000. Untuk ketan pencok yang dikemas dengan menggunakan besek kecil, paling murah seharga Rp20.000 per besek. Sedangkan yang dikemas dengan besek besar seharga Rp100.000. Untuk harga Rp5.000 hingga Rp15.000, dibungkus dengan daun.

Pembelinya tidak hanya berasal dari Brebes saja, namun sudah dari berbagai daerah yang sedang singgah ke kawasan tersebut. Bahkan ada yang memesan terlebih dahulu karena takut kehabisan. Karena begitu populernya, ketan pencok ini kerap diikutkan Pemkab Brebes untuk mengkuti pameran UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya