SOLOPOS.COM - Boneka koleksi Sarwendah. (Instagram/@sarwendah29)

Solopos.com, SOLO-Jika Ivan Gunawan justru menyukai dan mengoleksi boneka, bisa jadi di luar sana ada beberapa orang yang justru fobia melihat permainan anak-anak ini. Mereka merasa seram terhadap benda-benda tersebut.

Bagi penderita fobia boneka, penampilan benda-benda tersebut justru bisa bikin mereka lari ketakutan. Padahal bisa jadi bagi anak-anak benda-benda itu justru menggemaskan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada sejumlah pemicu fobia boneka, bisa jadi salah satunya adalah menyaksikan tayangan film horor yang menampilkan boneka sebagai sosok menyeramkan dan jahat. Sebut saja sejumlah film horor yang menempatkan mainan anak-anak ini sebagai tokoh jahat dan menyeramkan, misalnya Annabelle dan The Doll.

Dalam dunia medis, fobia terhadap boneka disebut dengan pediofobia. Namun, sebenarnya apa penyebab seseorang dapat mengalami fobia pada boneka? Apakah ini termasuk gangguan kesehatan mental?

Ekspedisi Mudik 2024

Pediofobia dapat dipicu oleh peristiwa traumatis, seperti menonton film horor tentang boneka atau kejadian yang berhubungan dengan boneka dari jarak jauh. Cerita-cerita seram tentang boneka mungkin juga bisa membuat seseorang takut dengan boneka. Image boneka menyeramkan yang sudah tertanam sejak kecil juga bisa membuat seseorang fobia dengan boneka di kemudian hari.

Baca Juga: Bukan Hanya Ivan Gunawan, Deretan Artis Ini Juga Hobi Mengoleksi Boneka

Pediofebia adalah jenis fobia spesifik yang cenderung lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Selain itu, seseorang yang mengalami cedera otak traumatis juga punya risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fobia spesifik.

Ketakutan pediofobia tentunya berbeda dengan ketakutan biasa. Pada pengidap pediofobia, melihat atau hanya memikirkan boneka saja dapat menimbulkan gejala berikut ini:

– Rasa takut yang intens.
– Kesulitan bernapas.
– Nyeri dada atau sesak napas.
– Detak jantung cepat.
– Berkeringat.
– Gemetar.
– Serangan panik.
– Seperti ingin mencoba melarikan diri.
– Mual.
– Pusing.

Pada anak-anak, mereka yang mengalami fobia mungkin akan menangis, sangat bergantung dengan orangtuanya, atau membuat ulah. Jika fobia menjadi parah, pengidap bahkan dapat melakukan cara apapun untuk menghindari boneka seumur hidupnya.

Baca Juga: Produser Harry Potter Akui Salah Pasang Foto Emma Roberts

Ada beberapa metode pengobatan yang tersedia untuk mengatasi pediofobia seperti dikutip dari halodoc.com pada Selasa (4/1/2022):

1. Terapi Pemaparan

Terapi pemaparan adalah metode pengobatan yang paling umum untuk atasi fobia. Terapi ini terdiri dari memaparkan pengidap pediofobia ke boneka secara bertahap. Pengidap juga akan diajari teknik untuk mengatasi kecemasan, seperti latihan pernapasan dan relaksasi.

Terapi pemaparan biasanya dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya, terapis akan memberikan foto boneka kepada pengidap dan pengidap akan mempraktikkan teknik relaksasi. Setelah pengidap mampu mengatasi foto, terapi mungkin akan ditingkatkan dengan menonton video pendek tentang boneka.

2. Obat-Obatan

Meskipun tidak ada obat khusus untuk fobia, beberapa dokter biasanya meresepkan obat antikecemasan atau antidepresan untuk membantu meredakan gejala.

Baca Juga: Masih Suka Main Boneka Saat Dewasa Seperti Ivan Gunawan, Apakah Normal?

3. Beberapa Pilihan Terapi Lain

Terapis mungkin akan menganjurkan Anda untuk menerima terapi lain yang akan mengubah ketakutan jadi hal yang lebih logis. Berikut ini beberapa pilihan terapi seperti dikutip dari klikdokter.com:

– Terapi perilaku kognitif.
– Hipnosis.
– Terapi keluarga.
– Terapi virtual.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya