SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes swab Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menyiapkan uji swab antigen di tempat menyusul banyaknya warga yang mengabaikan protokol kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Di sejumlah tempat, seperti di area berolahraga luar ruangan, warung makan/kafe/restoran dan sejenisnya, ditemukan warga yang nekat berkerumun dan tak memakai masker saat berkomunikasi. Selain itu, ada pula pengelola warung angkringan yang menggelar dagangan tanpa penutup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya sempat jajan ke sejumlah warung makan dan ada yang mengatur kursi enam dengan satu meja kecil. Ini kan tidak sesuai protokol kesehatan. Kemudian, mereka mengobrol tanpa masker padahal belum makan, tindakan ini memungkinkan persebaran virus SARS CoV-2,” ucap Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, kepada Solopos.com, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Dolan ke Mal, Objek Wisata, hingga Rumah Makan di Solo Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi

Pihaknya berusaha menanyakan pengaturan jarak kepada pengelola namun tidak mendapat respon baik. Ning, panggilan akrabnya, meminta warga tak mengabaikan protokol kesehatan mengingat Pandemi masih belum selesai. Pelonggaran diharapkan tidak membuat mereka lengah yang nantinya berimbas pada mereka sendiri.

“Pengaturan kursi (di restoran/rumah makan) ini kalau bisa ya tidak usah disilang atau diberi tanda larangan duduk. Diambil saja kursinya, jadi tidak ada yang duduk di situ. Kemudian pembatasan maksimal 60 menit, benar-benar dipatuhi,” bebernya.

Baca juga: Korban Guru PNS Pelaku Pedofil di Wonogiri Tambah, Jadi 6 Anak

Uji swab antigen di tempat itu bakal dilakukan acak menyesuaikan patroli dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sedikitnya, bakal dilakukan dua kali dalam sepekan. Tujuannya, kerumunan masyarakat, seperti di warung makan maupun lokasi lain.

“Langkah ini sekaligus screening untuk menambah jumlah testing harian. Jangan sampai karena masyarakat abai, kasus meledak, lalu kembali pengetatan. Kalau seperti itu, yang rugi adalah masyarakat dan pengusaha sendiri,” jelas Ning.

Baca juga: Kebakaran Pabrik Kayu Mojosongo Solo, Kondisi Gelap Jadi Kendala Pemadaman 

Kepala Satpol PP Solo, Arif Darmawan mengakui selama patroli banyak menemukan pengusaha resto dan sejenisnya yang mengabaikan pengaturan jarak.

“Kami menemukan di beberapa wedangan atau angkringan, kursinya tidak jaga jarak. Makanan dibiarkan terbuka tanpa penutup. Kami ingin kalau pengusaha tidak mau protokol kesehatan, konsumen tidak datang begitu. Tapi, keduanya seperti abai, tidak saling mengingatkan, tidak peduli. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” kata dia, terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya