Ketahanan pangan di Gunungkidul masih menjadi masalah lantaran warga terganung pada bahan pangan tertentu.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Saat ini di Kabupaten Gunugkidul masih terdapat tujuh desa yang masuk kategori rawan pangan. Pemerintah Kabupaten (pemkab) Gunungkidul terus berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mendorong adanya lumbung pangan di setiap desa.
Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian
Baca Juga : KETAHANAN PANGAN : Masih Ada 7 Desa di Gunungkidul Alami Rawan Pangan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Brata menyampaikan pihaknya telah menyusun langkah-langkah strategis untuk menanggulangi masalah kerawanan pangan yang masih terjadi di Gunungkidul tersebut. Seperti dengan pembangunan akses dan intensifikasi sektor pertanian.
“Program lumbung pangan juga diharapkan dapat mengatasinya. Seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat petani di desa Ngawen dan Nglipar yang sukses menerapkan koperasi untuk petani,” ujar Bambang, Selasa (27/3/2017).
Lanjutnya lagi, pihaknya akan serius mengatasi masalah kerawanan pangan tersebut. Dirinya pun berharap masalah desa rawan pangan dapat segera terselesaikan dalam dua tahun mendatang, seiring dengan terus melakukan langkah-langkah yang telah direncanakan.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka kerawanan pangan di wilayah Gunungkidul, salah satunya dengan mendukung upaya petani setempat untuk medirikan koperasi untuk menyerap hasil pertanian.
Pihaknya pun akan membuat resi gudang untuk mendukung upaya para petani mengamankan hasil panennya. Sehingga dengan begitu daya jual petani dapat meningkat, seiring dengan meningkatnya ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani.
“Kami akan segera buat resi gudang, nanti akan kami terus cek. Pembuatan resi gudang karena banyak panen yang belum terserap oleh Bulog,” kata dia