SOLOPOS.COM - Kepala Bagian Pelayanan Donor PMI Kabupaten Madiun, Dony Dwi Setyawan, menunjukkan stok darah. (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Madiun kesulitan mencari pendonor darah selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kesehatan Masyarakat (PPKM) berlangsung. Situasi ini berdampak pada ketersediaan stok darah di PMI Kabupaten Madiun.

Kepala Bagian Pelayanan Donor PMI Kabupaten Madiun, Dony Dwi Setyawan, mengatakan pembatasan aktivitas masyarakat berdampak pada menurunnya jumlah pendonor darah. “Pada saat PPKM ini banyak masyarakat yang membatasi diri. Banyak yang menunda untuk donor darah,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com (jaringan Solopos Media Group) di kantornya beberapa hari lalu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain PPKM, kata dia, minimnya jumlah pendonor saat pandemi Covid-19 juga karena vaksinasi. Orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 baru diperbolehkan untuk donor darah dua pekan setelah penyuntikan.

Baca Juga: Video Viral Anggota TNI Diserang Pemuda di Sumenep

Ekspedisi Mudik 2024

Bukan hanya itu, bagi warga yang baru selesai masa isolasi karena terpapar Covid-19 juga tidak boleh langsung donor darah. Namun, menunggu hingga dua pekan setelah masa isolasi rampung baru diperbolehkan untuk mengikuti donor darah.

“Begitu juga yang baru saja dari zona merah Covid-19, itu juga perlu waktu sebelum boleh donor. Situasi ini yang kadang membuat kita hanya mendapatkan stok darah sedikit. Apalagi, ternyata desa yang dituju sedang melakukan PPKM mikro, otomatis tidak bisa menggelar donor darah di desa itu,” terangnya.

Sempat Kosong

Dia mengakui jumlah pendonor darah di PMI Kabupaten Madiun menurun dastis. Sebelum PPKM diberlakukan, pendonor bisa mencapai 40 orang per hari. Tetapi saat PPKM hanya 20 orang per hari.

“Bahkan per hari pernah 10 orang dan lima pendonor,” ujar dia.

Dony menuturkan untuk stok darah memang dinamis. Artinya, jumlahnya bisa naik dan turun. Ketersediaan stok darah masing-masing golongan pun berubah-ubah.

“Stok darah sangat dinamis. Sempat stok darah kosong, terus kami meminta droping dari PMI Bojonegoro,” katanya.

Baca Juga: Pengadaan Alat Rapid Test Antigen di Madiun Butuh Anggaran Rp6 Miliar

Mengatasi masalah tersebut, lanjut dia, pihaknya melakukan jemput bola pendonor darah di desa-desa dan organisasi masyarakat. Selama masa PPKM, setiap hari minimal ada satu titik yang dikunjungi untuk penyelenggaraan donor darah.

“Untuk meningkatkan jumlah pendonor, kami juga memberi motivasi ke pemerintah desa bahwa donor darah ini tetap dibutuhkan di masa pandemi. Karena ada orang sakit non-Covid-19 yang butuh darah untuk penyembuhan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya