SOLOPOS.COM - Ilustrasi menelepon (JIBI/Solopos/Reuters/Aly Song)

Kesehatan Solo, layanan gawat darurat 119 Pemkot Solo kebanjiran penelepon iseng.

Solopos.com, SOLO — Layanan unit gawat darurat (UGD) melalui call centre 119 yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kerap menerima telepon iseng.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penelpon palsu ini jumlahnya bisa mencapai puluhan dalam sehari dan kerap mengganggu operasional 119. Hal itu disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kegawatdaruratan Dinas Kesehatan Kota (DKK), Sunaryo, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (6/2/2017).

“Responsnya [call centre 119] dari masyarakat itu baik, tapi sayang banyak telepon abal-abal yang masuk,” kata dia.

Padahal setiap panggilan yang diterima langsung ditindaklanjuti. Namun, dengan keisengan tersebut petugas sering dibuat kewalahan karena harus lebih dulu mengecek kevalidan laporan yang diterima. Dari 60-an laporan masuk per hari hanya 10% yang valid.

“Setiap laporan langsung kami cek, valid atau tidak. Jika valid langsung kami tindaklanjuti,” katanya.

Ia tak memungkiri layanan telepon gratis kerap menjadi ajang keisengan warga. Namun, dia berharap warga Kota Bengawan tidak melakukan panggilan jika bukan merupakan kondisi kegawatdaruratan.

Petugas tentu akan kewalahan jika banyak menerima telepon iseng mengingat jumlah petugas di layanan call centre masih minim. “Total jumlah petugas kesehatan, administrasi, dan lain-lain di UPT Kegawatdaruratan hanya 11 orang. Ideal ada 22 petugas,” katanya.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan call centre 119 diluncurkan khusus untuk menangani kondisi gawat darurat. Hingga kini kantor UPT Kegawatdaruratan masih dompleng di Puskemas Gajahan.

“UPT Kegawatdaruratan bertugas memberikan penanganan kasus gawat darurat sebelum dilarikan ke rumah sakit,” katanya.

Masyarakat dapat memanfaatkan line khusus kegawatdaruratan dengan nomor 119. Sistem informasi terpusat tersebut akan digunakan untuk memberikan arahan kepada masyarakat dalam penanganan, termasuk tindakan pertolongan pertama terhadap pasien.

Kondisi gawat darurat ini misalnya kasus kecelakaan lalu lintas, serangan stroke atau serangan jantung, dan lainnya. “Jadi tim gawat darurat akan melakukan penanganan pertama sebelum ke rumah sakit,” katanya.

Selama ini tidak sedikit masyarakat yang kerap salah penanganan dalam tindakan pertama bagi pasien baik serangan jantung, stroke, maupun kecelakaan lalu lintas. Padahal kesalahan penanganan ini bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian bagi pasien sebelum dibawa ke rumah sakit.

Dengan call center unit gawat darurat ini diharapkan mampu memberikan penanganan pertama lebih cepat bagi para korban. Tugas UPT tersebut juga merekomendasikan rumah sakit terdekat dan kamar yang masih kosong.

Sementara ini pusat layanan 119 dioperasikan di Puskesmas Gajahan. Namun ke depan akan dibuat kantor tersendiri. “Kami menyiapkan dua unit mobil ambulans. Tapi ini masih kurang, nanti akan ditambah di [APBD] Perubahan atau tahun depan,” katanya.

Selain itu pelayanan kegawatdaruratan juga masih terkendala sumber daya manusia (SDM). Saat ini jumlah tenaga di Kegawatdaruratan hanya 11 personel. Perinciannya,  kepala UPT, empat perawat, kepala Tata Usaha, dan lima orang staf UPT.

Sesuai kebutuhan masih diperlukan tenaga dokter dan perawat tambahan. Minimal ada satu dokter dan delapan perawat. DKK berencana merekrut tenaga kontrak dengan perjanjian kerja (TKPK) khusus untuk perawat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya