SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

KULONPROGO – Mayoritas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kulonprogo tidak memiliki fasilitas kesehatan reproduksi (Kespro) yang nyaman bagi remaja. Pemkab Kulonprogo dianggap belum serius memberikan pendidikan kespro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koordinator Youth Forum Kulonprogo, Intan Novitasari Dewi mengungkapkan belum lama ini, forum remaja Kulonprogo tersebut melakukan pengkajian di seluruh puskesmas yang ada di Kulonprogo. Hasilnya cukup mencengangkan, rata-rata di tiap puskesmas tidak ada ruang konsultasi Kespro yang representatif.

“Rata-rata ruang konsultasi agak terbuka sehingga saat tengah berkonsultasi, orang di luar bisa melihat bahkan mendengar apa yang dibicarakan. Padahal seharusnya tertutup karena hal itu merupakan privasi,” ujarnya, Jumat (13/7/2012) siang.

Tidak berhenti di situ saja, menurut pengkajian mereka juga, standar pelayanan di Puskemas juga tidak memuaskan. “Kami sudah banyak mendengarkan keluhan dari teman-teman remaja yang mengeluhkan pelayanan para petugas di puskesmas yang menangani Kespro,” ujar Dewi. Ia mencontohkan pernah ada salah seorang rekannya yang mencoba memeriksakan benjolan kecil yang tumbuh di sekitar dada. Tapi begitu diperiksa, rekannya tersebut justru diceramahi kenapa tidak sejak awal langsung memeriksakan benjolan tersebut.

Ia menambahkan jam operasional puskesmas juga tidak memihak kepada para remaja. Pasalnya, hampir di semua puskesmas, bagian Kespro hanya melayani warga dari pagi hingga siang. Sementara kebanyakan para remaja dari pagi hingga siang masih bersekolah sehingga baru memiliki waktu senggang di sore hari.” Kalau di kota mungkin ada yang sore tapi bagaimana dengan rekan-rekan yang tinggal di pedesaan? Hal-hal inilah yang menurut hemat kami tidak ramah terhadap remaja,” tandasnya.

Selain fasilitas yang tidak ramah remaja, Youth Forum juga menyoroti niatan Pemkab Kulonprogo yang dianggap kurang serius memberikan pendidikan Kespro di sekolah-sekolah.” Selama ini pendidikan kespro tidak diwajibkan tapi bisa dibilang materi tambahan dan diberikan di sore hari. Akibatnya, tidak banyak yang berpartisipasi dalam materi tersebut, padahal sangat penting,” ujar Dewi Ristiani, anggota Youth Forum.

Menurut dia, ada baiknya jika materi pendidikan Kespro dimasukkan ke dalam mata pelajaran muatan lokal, sehingga wajib diikut seluruh pelajar. “Kalau wajib kan mereka harus ikut, dan bisa memahami materi agar tidak salah jalan nantinya,” tambah dia.

Untuk memuluskan upaya tersebut, mereka sudah pernah menggelar audiensi dengan pihak Pemkab tapi sejauh ini belum ada tanggapan yang serius dari tuntutan para remaja. Tidak hanya itu, mereka juga terus memperjuangkan hak pendidikan bagi siswi yang hamil. Menurut kelompok tersebut, selama ini pihak sekolah bertindak diskriminatif dengan mengeluarkan siswi yang ketahuan hamil. Padahal pendidikan merupakan hak bagi siapa saja.

Terpisah, Ahmad Tribiyanto, staf Humas dan IT Kulonprogo mengungkapkan permintaan mewajibkan pendidikan Kespro pernah dibahas Bupati, dan Dinas Pendidikan. Meski demikian untuk sementara pendidikan tersebut masih bersifat pilihan karena ada berbagai prosedur yang harus dilalui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya