SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

 

Tidak ada korban jiwa dalam kasus demam berdarah selama sebulan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

 

Ekspedisi Mudik 2024

Harianjogja.com, BANTUL– Kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai melonjak menyusul dimulainya periode musim hujan tahun ini. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kasus demam berdarah selama sebulan terakhir.

Dinas Kesehatan Bantul mencatat peningkatan kasus DBD sepanjang Januari ini. Kasus demam berdarah menimpa sebanyak 66 pasien. Dibanding Desember 2015 atau sebulan sebelumnya, jumlah kasus demam berdarah hanya sebanyak 27 kasus. Namun hanya berselang sebulan peningkatannya mencapai hingga 50%.

“Naik seiring musim hujan, kemungkinan jumlahnya bertambah karena sekarang belum akhir bulan,” terang Kepala Bidang Pemberantasan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Bantul Pramudi Dharmawan, Kamis (28/1/2016). Musim hujan merupakan masa paling efektif bagi nyamuk aedes aegypti berkembang biak, lantaran banyak genangan air di lingkungan warga.

Ia memprediksi, angka demam berdarah masih naik hingga Maret atau sampai musim hujan berakhir. Setelah itu memasuki kemarau angka demam berdarah diprediksi menurun. Saat kemarau, genangan air yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk bakal mengering.

Pramudi mengatakan, untuk menanggulangi penyakin tersebut, pemerintah lebih banyak menekankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ketimbang foging atau pengasapan. “Fogging di lakukan kalau kondisi di lingkungan itu sudah memprihatinkan,” lanjutnya lagi.

Solusi PSN dapat dilakukan tiap keluarga di Bantul. Cara ini dianggap efektif karena dapat mencegah nyamuk penyebab demam berdarah berkembangbiak. Ditambahkannya, tiga kecamatan di Bantul saat ini masih menjadi wilayah endemik penularan demam berdarah. Yaitu Kecamatan Banguntapan, Kasihan dan Sewon.

Tiga daerah ini berbatasan langsung dengan Kota Jogja dan memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi dibanding daerah lainnya di Bantul. Terpisah, Kepala Seksi Surveilance Dinas Kesehatan Bantul, Widayati mengatakan, kenaikan demam berdarah pada musim hujan telah menjadi tren selama ini.

“Karena banyak tampungan air makanya jentik mudah berkembangbiak,”papar dia.

Ia berharap, hingga tutup tahun angka demam berdarah tidak lebih besar dibanding 2015. Pada tahun lalu, demam berdarah mencapai ribuan kasus dan meningkat dibanding 2014. Peningkatan kasus demam berdarah salah satunya diduga karena siklus lima tahunan yang jatuh pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya