SOLOPOS.COM - Aditya Setyawan, 9 bulan, digendong kerabatnya, Kamis (5/1/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Kesehatan Boyolali, tak hanya mengalami penyempitan usus, di tubuh bayi ini juga ditemukan batu seukuran 1,04 cm.

Solopos.com, SOLO — Bayi berusia sembilan bulan asal RT 012/RW 002 Dukuh Karangpakel, Sumberagung, Klego, Boyolali, Aditya Setyawan, harus mengalami derita penyakit yang cukup memilukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain penyempitan pada usus, di dalam tubuh anak pasangan Tri Sugiarti, 20, dan Setyawan tersebut juga ditemukan sebiji batu ukuran 1,04 sentimeter (cm). “Berdasarkan hasil foto rontgen, di dalam tubuh anak saya ini ditemukan batu seukuran 1,04 sentimeter,” ujar Tri Sugiarti, 20, ibunda Aditya, sambil menunjukkan catatan medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi, Solo, kepada Solopos.com, Kamis (5/1/2017).

Tri menjelaskan batu seukuran 1,04 sentimeter tersebut diketahui belum lama ini. Sebelumnya, dokter yang menangani Aditya tak menyebutkan adanya batu di dalam tubuh anaknya itu.

Setelah sekian bulan menangani Aditya dan dilakukan foto rontgen, diketahui ada sebiji batu yang bersarang di dalam tubuhnya. “Kata Pak Dokter mau dioperasi juga. Namun, karena saat ini baru penyembuhan ususnya yang tak bisa buat buang air besar, operasi ditunda dulu,” paparnya.

Tri belum bisa menjelaskan kapan anaknya itu bisa sembuh total. Ia juga belum dapat kabar kapan operasi batu di dalam tubuh anak balitanya itu akan dilakukan. “Semua tergantung dari dokter. Yang jelas, sekarang masih penyembuhan ususnya yang mengalami penyempitan itu,” paparnya.

Operasi usus sudah dilakukan lima kali. Selama lima kali operasi, pembuangan kotoran Aditya berubah-ubah dari sisi kanan ke kiri. Meski demikian, kondisi tubuh Aditya dinyatakan sehat.

“Bobot tubuhnya hanya 5,7 kg. Tak pernah rewel, kecuali pas buang air besar karena merasakan sakit,” terangnya.

Kakek Aditya, Muntolib, menambahkan pengobatan Aditya selama ini sudah ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Untuk berobat, keluarganya naik bus umum dan harus oper berkali-kali.

Selain itu, keluarganya juga harus menjual ternaknya untuk biaya akomodasi selama masa operasi dan biaya yang tak ditanggung BPJS. Keluarga Aditya tergolong tak mampu. Ayahnya buruh mesin fotokopi di Jakarta. Ibunya ibu rumah tangga biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya