SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pemberian air susu ibu (ASI) sesuai dengan standar baku meminimalkan infeksi saluran pernapasan akut pada bayi. Sistem kekebalan tubuh bayi hingga usia dua tahun akan berkembang dengan baik termasuk dari perlindungan pada konsumsi ASI.

Dokter spesialis anak, Tunjung Wibowo mengatakan, ASI mengandung antibodi IgA sekretori (sIgA). Ketika menyusui, kandungan itu berpengaruh terhadap paparan mikroorganisme di saluran cerna bayi dan membatasi masuknya bakteri ke dalam aliran darah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tidak ada formula lain, sekalipun susu mahal yang bisa menggantikan ASI di masa golden age,” kata dokter di RSUP dr. Sardjito itu kepada Harian Jogja, Selasa (7/8).

Dalam penjelasan yang disampaikan di seminar pengenalan ASI di Hotel Grage, Sosrowijayan, Tunjung memaparkan, peran perlindungan ASI terdapat pada tingkat mukosa. Pada saat ibu mendapat kekebalan pada saluran cernanya, kekebalan di dalam ASI juga terangsang pembentukkannya.

Keadaan tersebut yang melindungi bayi baru lahir terhadap berbagai infeksi secara efektif. Selain infeksi, ASI eksklusif juga dapat mengurangi risiko penyakit lain seperti diare, infeksi saluran kemih, infeksi saluran cerna, diabetes melitus, jantung, stroke dan lainnya.

Disampaikan juga, Imunoglobulin A yang terdapat di dalam ASI memiliki aktivitas antitoksin terhadap racun yang dihasilkan bakteri E. Coli dan V. Cholerae. Bahkan, jenis bakteri E. coli yang ditemukan pada tinja bayi menyusui berbeda dengan bayi yang mendapat susu formula. Jenis E. coli pada bayi menyusui lebih sensitif terhadap efek bakterisidal. Hal ini merupakan salah satu cara ASI melindungi tubuh terhadap infeksi.

Tunjung mengatakan, ASI memberikan perlindungan kepada bayi melalui beberapa mekanisme, antara lain memperbaiki pertumbuhan mikroorganisme non-patogen, mengurangi pertumbuhan mikroorganisme patogen saluran cerna, merangsang perkembangan barier mukosa saluran cerna dan napas, dan faktor spesifik pada sel kekebalan. Di samping itu juga mengurangi reaksi peradangan dan sebagai perangsang kekebalan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Inni Hikmatin menyampaikan, ASI merupakan makanan terbaik bagi usia 0-6 bulan atau pemberian secara eksklusif. “Kecerdasan dan imunitas anak akan lebih baik pada bayi dengan AS eksklusif,” katanya di sela acara Sosialisasi Pekan ASI Sedunia di Sosrowijayan.

Hanya, katanya, kini kecenderungan ibu muda tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif enam bulan dan dengan makanan tambahan hingga usia dua tahun. Padahal, lanjutnya, perkembangan teknologi memberikan kemudahan penyimpanan ASI perahan di lemari pendingin.

“Butuh kesadaran dan sosialisasi pentingnya ASI untuk bayi, dan bagaimana ibu memiliki pengetahuan akan pentingnya hal itu,” katanya.

Agar ASI Awet

– ASI perahan tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai enam jam

– Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam

– Jika disimpan di lemari pendingin ketahanannya meningkat hingga dua minggu

– Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari lemari pendingin ASI tahan 3-4 bulan

– Jika disimpan di freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan ketahanan ASI mencapai 6 bulan

Tips menyimpan ASI

– Taruh ASI dalam wadah, disarankan di botol kaca

– Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah

– Dinginkan dalam lemari pendingin simpan sampai batas waktu yang disarankan

– Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam lemari pendingin selama semalam, baru masukkan ke freezer

– Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan 3-6 bulan

Diolah dari berbagai sumber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya