SOLOPOS.COM - Replika Rojomolo (ilustrasi/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Komite Museum Radya Pustaka akan menghilangkan nuansa mistis ruangan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bersejarah yang di dalam Museum. Termasuk salah satunya koleksi Kiai Rojomolo yang selama ini diletakkan dalam ruang khusus dan terkesan menakutkan.

Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo saat ditemui solopos.com, di ruangan depan museum, Senin (7/10/2013), mengatakan Kiai Rojomolo nantinya akan dipindah di ruangan yang selama ini ruang perpustakaan. Untuk menghilangkan nuansa mistisnya, ruang itu akan dipasang lampu-lampu bersinar terang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau selama ini diletakkan di ruang khusus Rojomolo, ruangannya sempit dan hanya disinari sedikit cahaya saja. Nanti Kiai Rojomolo akan dipindah di ruangan yang lebih lebar lagi dan dipasangi lampu yang terang supaya pengunjung tidak ada kesan menakutkan lagi,” paparnya.

Ia mengatakan, ruang Rojomolo akan dipasang sebuah monitor layar datar jenis Liquid Crystal Display (LCD). Pihaknya akan membuat cerita animasi 3 dimensi (3D) Kiai Rojomolo.

Sehingga, pengunjung museum tidak hanya melihat rupa aslinya saja, tetapi bisa membayangkan bagaimana kisah Kiai Rojomolo pada masa itu, yang merupakan hiasan haluan perahu karya putra mahkota pada masa pemerintahan Pakubuwono IV pada masa 1768 hingga 1820.

“Persepsi Museum Radya Pustaka akan diubah. Museum tidak hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda sejarah saja, tetapi kami akan lebih menerapkan aspek rekreasi, edukasi, dan cultural,” paparnya.

Beberapa koleksi museum, lanjutnya, tetap akan diberi harum-haruman berupa kembang-kembang. Ia mengibaratkan kembang-kembang itu sama halnya dengan sepeda motor yang harus memakai oli [pelumas mesin] agar bisa berjalan. Namun, kembang-kembang itu tidak menggambarkan suatu hal yang mistis atau gaib.
“Rojomolo ya tetap pakai kembang-kembangan seperti itu, karena itu sudah menjadi salah satu tradisi budaya yang berjalan sampai sekarang ini, tetapi bukan bentuk mistis,” ujarnya.

Selain itu, nantinya pengunjung tetap tidak boleh memegang langsung dengan tangan. Karena mengingat usia Kiai Rojomolo sudah tua. Ia mengatakan tidak ada lagi jamasan-jamasan untuk membersihkannya.

“Cara membersihkannya cukup pakai kuas berbulu halus saja, untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya