SOLOPOS.COM - Bupati Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Purwati saat menghadiri kegiatan Perencanaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Daerah Endemis DBD di Hotel Taman Sari, Karanganyar, Kamis (25/11/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com, KARANGANYAR — Penyakit demam berdarah dengeu (DBD) masih menjadi momok yang selalu muncul tiap tahun di Kabupaten Karanganyar. Angka kasus DBD di Karanganyar dalam lima tahun terakhir fluktuatif dan mengalami puncaknya pada 2019 dengan 838 kasus dengan 8 di antaranya berujung kematian.

Dinas Kesehatan Karanganyar menyebut masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk menjadikan DBD belum bisa tangani secara tuntas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu 291 kasus dan pada tahun 2021 kembali turun menjadi 273 kasus. Angka kematian akibat penyakit DBD terbanyak juga terjadi pada tahun 2019 yaitu 8 kasus kematian. Pada 2020 mengalami penurunan menjadi 1 kasus kematian dan pada 2021 kembali naik yaitu menjadi 3 kasus kematian. Tiga kasus kematian itu ada di Kecamatan Jaten, Gondangrejo, dan Kebakkramat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Purwati, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: Pemkab Karanganyar Perkuat Lumbung Pangan, Desa Dapat Hibah Rp10 Juta

Pada tahun ini, kasus DBD terbanyak ada di Tasikmadu dengan 35 kasus. Sementara wilayah endemis yang tiga tahun berturut-turut terjadi peningkatan kasus tersebar di 50 desa dan kelurahan.

Purwati menyebut kesadaran PSN yang rendah membuat angka bebas jentik juga rendah. Dinkes Karanganyar telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kenaikan DBD. Di antaranya dengan menggencarkan sosialisasi tentang bahaya DBD, pengamatan faktor risiko penyakit DBD. Kemudia pantauan jentik berkala dan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus positif demam berdarah.

“Kita juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan PSN. Memberdayakan masyarakat dengan pelatihan kader di 50 desa atau kelurahan endemis penyakit demam berdarah. Serta, melakukan fogging focus sebanyak 115 fokus yang tersebar di wilayah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2021,” jelas Purwati.

Baca Juga: Karanganyar Musim Hajatan, Jangan Kaget Jika Didatangi Satgas Covid-19

Sementara itu, Dinkes Karanganyar juga menggelar kegiatan Perencanaan Gerakan PSN di Daerah Endemis DBD di Hotel Taman Sari Karanganyar. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari 7 camat, 50 kepala desa/Lurah dan 3 perwakilan dari Dinkes. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, meminta camat, kades, dan lurah  untuk mengedukasi masyarakat pentingkan PSN. Selain itu juga perlu dikampanyekan pola hidup bersih dan sehat.

“Hari ini deklasari pemberantasan sarang dan nyamuk, karena bukan hanya sarangnya saja yang diberantas tetapi nyamuknya juga. Jadi pemberantasan sarang dan nyamuk untuk mengatasi, memperkecil, syukur bebas dari demam berdarah. Insyaallah kita semua sehat, lebih baik, dan diupayakan untuk digerakan warganya supaya ikut bersama-sama mengkoordinasikan kepada masyarakat luas agar semakin sehat,” kata Juliyatmono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya