SOLOPOS.COM - Para perempuan dari kalangan umat katolik tengah menampilkan kreasinya di depan belasan perempuan muslim dalam acara dialog lintas agama yang bertajuk Jumpa Hati Perempuan Lintas Agama di Gereja Raja Kristus Paroki Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (9/3/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Kerukunan umat beragama di Tanah Air coba diwujudkan oleh berbagai kalangan baik melalui dialog antarlintas agama, salah satunya di Ungaran.

Semarangpos.com, UNGARAN – Perbedaan bukanlah sebuah kendala dalam bermasyarakat. Kalimat itulah sepertinya yang ingin ditunjukkan oleh para perempuan dari beberapa agama yang berbeda, baik Islam maupun Katolik, saat menggelar acara dialog lintas agama yang bertajuk Jumpa Hati Perempuan Lintas Agama di Gereja Raja Kristus Paroki Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (9/3/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam yang digelar untuk menjalin kerukunan umat beragama itu, baik wanita muslim dan penganut Katolik duduk bersama. Mereka bahkan tak segan dalam melakukan kolaborasi menyanyikan lagu gembira yang diiringi musik dan tarian khas Timur Tengah.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah seorang peserta, Santi Dewi, mengaku awalnya canggung mengikuti kegiatan itu. Terlebih lagi ia harus berkolaborasi dengan perempuan lain yang berbeda agama.

“Awalnya saya merasa agak aneh. Tapi, setelah berkenal dan satu per satu, saya jadi tahu acara ini sangat istimewa,” ujar perempuan asal Solo itu saat dijumpai wartawan di sela-sela acara.

Sementara itu, salah seorang penggagas acara, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr, mengaku acara ini digelar dalam rangka membina kerukunan umat beragama di Tanah Air. “Kami tidak sedang menindaklanjuti sesuatu tapi memulai sesuatu untuk kali pertamanya diadakan. Kami bersyukur para suster serta kawan-kawan dari agama Islam, ibu-ibu dari gereja Katolik maupun Kristen memenuhi undangan ini,” ujar pria yang juga menjadi Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang itu.

Romo Budi berharap ke depan kaum hawa mampu mengeksplorasi diri, mengingat secara kuantitas keberadaan mereka selama ini cukup mendominasi di segala elemen kehidupan. “Dunia ini sebagian besar diisi oleh perempuan. Mereka punya semangat untuk mewujudkan perdamaian di tiap keluarga, komunitas maupun saat mengurus rumah tangga,” imbuh pria yang akrab disapa Romo Budi itu.

Romo Budi juga berharap dialog perempuan ini mampu menginspirasi masyarakat dunia untuk mewujudkan perdamaian abadi. Ia ingin masyarakat jangan sampai terpecah belah, meski pun mereka memiliki perbedaan.

Dialog kerukunan umat beragama yang melibatkan perempuan muslim dan katolik ini merupakan yang kali pertama diadakan di Indonesia. Dalam acara ini juga diperkenalkan kerudung Mantilan khas Katolik yang nyaris punah.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya