SOLOPOS.COM - Lindawati, salah satu anggota keluarga "multi agama" (JIBI/Solopos.Detikcom)

Kerukunan beragama sesungguhnya sudah tertanam di Negeri ini sejak ratusan tahun silam. Inilah salah satu kisah keindahan kerukunan beragama dalam sebuah keluarga yang “multi agama”.

 

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Madiunpos.com, SURABAYA – Suasana tahun baru Imlek 2566 di mata keluarga ini terasa sangat indah. Meski masing-masing anggota keluarga asal Surabaya ini memiliki keyakinan yang berbeda-beda, namun keharmonisan hubungan kemanusiaan mereka sehari-hari sama sekali tak terkoyak.

 

Ekspedisi Mudik 2024

Itulah yang terlihat dari kehidupan keluarga Lindawati. Keluarga ini merayakan hari besar agama dengan sangat indah sesuai keyakinannya masing-masing.

 

“Saya mualaf sejak 20 tahun lalu. Kedua orang tua saya Konghucu, saudara-saudara saya katolik. Anak-anak saya kristen,” ujar Lindawati kepada detikcom di sela acara lomba kreasi hijab di halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Kamis (19/2/2015).

 

Lindawati, 49, menjadi mualaf tanpa paksaan dari orang lain pada Tahun 1996 lalu. Ia sempat menimba ilmu tentang ke-islam-an di salah satu pondok pesantren di Jakarta. Kemudian, mendapatkan suami muslim.

 

Toleransi umat antar beragama di keluarga Linda ini cukup tinggi. Lindawati memiliki tiga anak dan satu cucu. Anak-anaknya memilih keyakinannya berbeda dengan Linda dan suaminya. Sedangkan kedua orang tuanya tetap di Konghucu, bahkan ayahnya adalah satu suhu. Sedangkan kakak dan adik-adiknya juga berbeda keyakinan.

 

Namun, ada keturunan dari Tionghoa, sesuai dengan tradisi Imlek mendoakan leluhurnya dan menjalin hubungan silaturahim satu sama lainnya.

 

“Imlek tetap silaturahmi sesuai tradisi kami di keluaraga tionghoa. Kami juga mendoakan leluhur sesuai keyakinan kami masing-masing,” ujarnya.

 

Lindawati tinggal bersama suami dan kedua orang tuanya di Bukit Vila Mas Surabaya. Rumah tersebut juga terdapat tempat beribdah bagi kedua orang tuanya. Namun, Linda tetap bisa menjalankan ibadah salat di rumah tersebut.

 

“Di rumah biasa saja. Kami berdoa sesuai keyakinan kami masing-masing,” terangnya.

 

Dalam momen Imlek ini, Linda berharap agar muslimat Tionghoa mapun yang mualaf untuk mengenakan hijab.

 

“Selain menarik, menggunakan hijab ini juga untuk menutupi aurat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya