SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati objek wisata Umbul Pelem, Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Minggu (26/12/2021). Pada libur Natal kali ini, jumlah pengunjung objek wisata belum naik signifikan. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso).

Solopos.com, KLATEN – Pengelolaan objek wisata Umbul Pelem di Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, pada 2021 mencapai Rp2,2 miliar per tahun. Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan sebelumnya yakni senilai Rp569,6 juta pada 2019, dan Rp633,3 juta pada 2020.

Penghasilan dari harga jual tiket tersebut dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wunut. Beberapa digunakan untuk membayar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Kesehatan warga, santunan orang meninggal dan santunan warga miskin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terakhir, hasil penjualan tiket tersebut  juga digunakan untuk pembayaran guru honorer hingga marbot.

“Dampak nawacita Umbul Pelem untuk kesejahteraan Warga Wunut hasil dari harga jual tiket masuk murni untuk kesejahteraan masyarakat yakni BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, santunan orang meninggal, santunan warga miskin, guru honorer, hingga marbot,” kata Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Kamulyan, Sariyanto, yang mengelola Umbul Pelem pada Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Umbul Pelem Klaten Diserbu 1.500 Pengunjung, Omzet Pedagang Naik 300%

Sementara itu, kunjungan wisatawan Umbul Pelem juga berangsur normal setelah pandemi Covid-19. Wisatawan berasal dari berbagai daerah seperti Rembang, Jogjakarta, Soloraya dan Pekalongan dengan kapasitas hingga 1.000 orang.

Selama ini mereka melakukan pemasaran melalui sosial media dan getok tular.

Sariyanto kemudian menceritakan sejarah adanya Umbul Pelem. Kawasan tersebut dinamai Umbul Pelem karena banyak pohon mangga atau pelem di sana.

“Kurang tahu kapan keluarnya air yang sudah pasti sudah ada sejak zaman dulu, karena dikawasan umbul ini pohon mangga sangat lebat tidak mengenal musim sering berbuah,” kata Sariyanto.

“Dulu di sekitar Umbul Pelem ada terminal angkot jalur Klaten Boyolali dan diubah menjadi seperti pos pemberhentian dan dijadikan tempat berteduh,” tambahnya.

Baca juga: Berada di Kawasan Wisata Janti, Ini Akses Menuju Umbul Pelem Klaten

Perkembangan zaman, pohon mangga atau pelem mulai menua hingga akhirnya tumbang diganti pelem-pelem yang kecil untuk melestarikan namanya sebagai Umbul Pelem.

“2015 pemerintah desa belum ada rencana, setelah 2016 mulai perencanaan dana desa awalnya hanya dibikin talut kiri kanan umbul dan dulu dibuat kolam selada air. Sebelah timur umbul baru jadi kolam dan talut 2017 mulai dianggarkan lagi dibangun perlahan-lahan”, ujar Sekretaris Desa Wunut, Taufiq Ahmadi.

Taufiq kemudian menceritakan awal mula pembangunan umbul. Menurutnya semua berawal dari dana desa yang kemudian dikembangkan fasilitas-fasilitas lain di umbul.

Fasilitas di Umbul Pelem saat ini yakni prasana kolam anak, kolam dewasa, kios, lahan parkir dan kamar ganti dan toilet, kolam rafting, kolam water boom, kolam balita, dan flying fox.

Baca juga: Umbul Pelem Klaten, Wahana Air Cocok untuk Bayi hingga Orang Dewasa

Pengembangan fasilitas awal mula kolam dewasa dan kolam anak dulu. Seiring berjalan waktu tahap demi tahap dan dikelola akhirnya bisa buat taman pasir, waterboom seluncur dan berkembang.

Rencana tahun ini ada pengembangan Umbul Pelem berupa mini danau dan wahana bebek-bebekan yang dikayuh agar fasilitas lebih lengkap dan terus berkembang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya