SOLOPOS.COM - Seniman menyelesaikan pembuatan mural bertema batik pada kerai bambu saat Solo Car Free Day (CFD), di Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (21/8/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Aksi sejumlah seniman muda yang tengah membikin lukisan mural batik menyedot perhatian para pengunjung Car Free Day (CFD), Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (21/8/2022). Mural itu tidak digambar pada dinding atau media lain yang berdiri vertikal seperti mural umumnya.

Para seniman itu membuat mural pada tirai bambu. Mereka mengeksplorasi ide dan gagasan bertema batik yang sarat pesan moral bagi generasi muda. Pantauan Solopos.com, Minggu pagi, aksi para seniman muda itu menyedot perhatian para pengunjung CFD.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka berhenti dan menonton aksi para seniman muda yang menggambar motif hingga mewarnai dengan cat warna-warni pada dua tirai bambu berukuran 3 meter x 4 meter.

Seorang seniman mural dari Young Surakarta, Elham, mengatakan mural di tirai bambu itu bagian dari penyambutan event Solo Batik Music Festival di Pura Mangkunegaran pada awal Oktober mendatang.

Setiap event CFD, para seniman Solo itu bakal menggambar mural di tirai bambu hingga akhir September. “Nantinya, puluhan karya seni mural dipajang di pintu gerbang masuk Pura Mangkunegaran saat Solo Batik Music Festival. Pengunjung bakal disuguhi hasil karya seni mural seniman lokal Solo,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Baca Juga: Semrawut, Area CFD Solo Kini Tak Ubahnya Pasar Tiban Tiap Minggu

Tema besar seni mural yang diangkat adalah batik sebagai bagian dari peringatan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober. Gambar mural harus erat hubungannya dengan batik dan Kota Solo.

Pesan Moral

Terlebih, selama ini, Kota Solo identik dengan kota batik. Ada sentra batik yang menjadi destinasi wisata bagi para pelancong domestik maupun mancanegara. Branding kota batik perlu diperkuat dengan beragam cara, termasuk karya seni mural.

“Salah satu pesan moralnya, wong Solo harus bangga dengan batik. Karena itu, generasi muda harus bisa menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa dengan melakukan hal-hal positif,” katanya.

Baca Juga: Solo Batik Carnival Bakal Kembali Digelar, Kali Ini di 2 Dunia

Bagi Elham dan seniman mural, tembok di pinggir jalan maupun fasilitas publik di Kota Solo menjadi medium bagi seniman untuk menggambar mural urban yang penuh makna. Mural mulai dikenal di Solo sejak beberapa dekade terakhir.

Mural dan grafiti adalah salah satu seni jalanan yang kian dikenal sejak beberapa dekade terakhir. Karya seni mural menjadi olahan visual yang kuat sebagai realitas kehidupan sosial masyarakat atau mendukung event yang tengah berlangsung.

“Gambar muralnya seorang wanita yang tengah mewarnai kain batik. Saya kira gambar seperti ini lebih bagus, lebih positif daripada coret-coret tulisan tidak jelas di tembok pinggir jalan,” kata seorang pengunjung CFD, Marina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya