SOLOPOS.COM - Pemanah asal Jatinom, Klaten, Alviyanto Bagas Prastyadi, saat beraksi.(Instagram/alviyantobagas_)

Solopos.com, KLATEN – Anak seorang penjaga sekolah di Jatinom, Klaten, yakni Alviyanto Bagas Prastyadi, masuk dalan kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar 23 Juli 2021-8 Agustus 2021.

Pemuda kelahiran 18 Februari 2002 merupakan atlet panahan andalan Indonesia yang mencoba membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Jepang. Pria yang akrab disapa Bagas ini akan tampil di beberapa nomor, di antaranya beregu recurve putra cabor panahan di Jepang, Senin (26/7/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di nomor tersebut, Bagas bakal tampil bersama dua rekannya, Riau Ega Agatha dan Arif Dwi Pangestu. Selanjutnya, Bagas juga dijadwalkan tampil di nomor individu di Olimpiade Tokyo Jepang 2020, Selasa (27/7/2021).

Baca Juga: Angkat Besi Persembahkan Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Bagi yang belum kenal Bagas, ia tinggal RT 004/RW 002, Bonyokan, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten. Bagas merupakan anak dari pasangan Suyamto, 45 dan Kusmiyati, 39. Sehari-harinya, Suyamto bekerja sebagai penjaga malam di SDN 2 Bonyokan. Sejak lima tahun terakhir, Suyamto menderita sakit gula.

Sedangkan Kusmiyati merupakan mantan atlet panahan andalan Jateng. Kusmiyati pernah memperkuat tim panahan Jateng di ajang PON Kalimantan (2008) dan PON Riau (2012). Prestasi tertinggi ibunya di PON, yakni meraih medali perunggu. Bakat memahan Bagas turun dari ibunya.

“Anak saya itu mulai belajar memanah sejak kelas IV SDN2 Bonyokan. Dia dibimbing ibunya. Saya jarang bertemu langsung karena Bagas sering mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan. Sebagai bapaknya, saya turut berdoa setiap hari. Semoga sukses dan lancar. Pulang bawa prestasi yang baik,” kata Suyamto, saat ditemui wartawan di SDN 2 Bonyokan, Jatinom, Sabtu (24/7/2021).

Baca Juga: Kejutan! Beregu Campuran Indonesia Lolos ke Perempat Final Panahan Olimpiade Tokyo 2020

Diasah Sejak Kecil

Hal senada dijelaskan Kusmiyati selaku ibu dari Bagas. Bagas dilatih Kusmiyati. Selain itu ada pula beberapa pelatih panahan yang mengasah Bagas menjadi pemanah profesional. Di antaranya Esti Setyaningsih, Dedi Margi Pamungkas, dan Heri.

“Bagas itu kali pertama belajar memanah dari panah lungsuran saya. Lalu, mulai ikut lomba pertama kali saat duduk di bangku kelas IV SD. Waktu itu, dia langsung meraih juara [Popda Provinsi Jateng]. Setelah itu, selalu dapat nomor saat ikut lomba. Sebelum ikut Olimpiade Tokyo 2020, Bagas meraih medali perak beregu putra di World Cup Paris,” kata Kusmiyati.

Pelatih Bagas, Esti Setyaningsih, mengatakan bakat yang dimiliki anak didiknya terasa karena sudah latihan sejak kecil. “Bagas itu mengasah bakatnya dari nol. Dia tak memiliki bakat terpendam. Bakat yang dia miliki sekarang ini adalah bakat terlatih. Tim panahan Indonesia ini disebut-sebut tim underdog. Tapi, pencapaian di World Cup Paris kemarin dapat memacu Bagas dkk untuk meraih prestasi di Olimpiade,” katanya.

Baca Juga: Ahsan/Hendra Awali Olimpiade Tokyo 2020 dengan Mudah

Sebagai atlet nasional, lanjut Esti Setyaningsih, Bagas harus memiliki mental baja. Di samping itu, Bagas harus disiplin menjaga diri di mana pun berada. “Kami selalu menekankan ke Bagas agar selalu berhati-hati. Soalnya, sekarang dia sudah menjadi delegasi negara. Perjalanan Bagas hingga sekarang ini tak mudah,” kata Esti yang mengaku sudah tampil lima kali di ajang PON di Indonesia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya