SOLOPOS.COM - Anggota Satreskrim Polresta Solo, Bripka M. Irfan Dwi Prasetyo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Personel Polresta Solo, Bripka M. Irfan Dwi Prasetyo, 35, sehari-hari bertugas sebagai penyidik Satreskrim Polresta Solo. Namun, di sela-sela kegiatannya sebagai penyidik, ia mengembangkan agrobisnis untuk masyarakat Bibis Luhur, RW 021, Banjarsari, Solo, sejak awal Juni lalu. Tak hanya itu, pria asli Sragen itu membangun rumah baca untuk masyarakat Solo.

Kepada Solopos.com, Minggu (15/8/2021), Bripka Irfan, sapaan akrabnya, telah memikirkan sebuah konsep untuk memberdayakan masyarakat Bibis Luhur sejak awal tahun 2021 ini. Namun, wacana itu baru terealisasi pada Juni lalu. Ia harus merelakan dua sepeda motor klasik kesayanganya, Suzuki RK Cool dan Honda Win original sebagai modal awal membangun usaha agrobisnis untuk warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Inilah Kemistisan Bendungan Pleret, Ada Buaya Putih Gaib

Ia mengubah lahan seluas 1.000 meter persegi lahan produktif berisi peternakan bebek, budidaya ikan lele dan koi, budidaya jamur tiram, tanaman sayuran, hingga pengolahan telur asin. Tak hanya itu, ia menjadikan lahan itu sebagai pusat edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan virus corona.

Ekspedisi Mudik 2024

Bripka Irfan itu bercerita lahan yang digunakan merupakan lahan milik rekan lamanya. Ia bertugas sebagai inisiator dan eksekutor proses pemberdayaan masyarakat.

“Seluruh proses pengerjaan mulai dari ternak bebek, olahan telur asin, seluruhnya dikerjakan oleh puluhan ibu-ibu PKK di RW 021. Saya ingin memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan dan menghasilkan,” papar dia.

Sementara itu, penamaan Balai Luhur Winasis merupakan kesepakatan warga. Balai merupakan tempat pertemuan warga, Luhur merupakan penamaan daerah Bibis Luhur, dan Winasis menunjukkan warga setempat yang wasis, cekatan, pandai, dan terampil.

“Tempat ini saya jadikan posko Covid-19 Bibis Luhur. Lalu seluruh tembok Balai Luhur Winasis berisi imbauan pencegahan Covid-19 hingga pencegahan narkotika,” papar Bripka Irfan.

Ia mengakui modal awal untuk membangun Balai Luhur Winasis cukup banyak. Namun, bisa memberdayakan masyarakat perkotaan menjadi kebanggaan tersendiri. Bahkan, penyakit masyarakat (pekat) yang sebelumnya ada di kawasan itu mendadak hilang setelah mendapat sentuhan.

Ia mengakui ada beberapa suara sumbang terkait perbuatannya. Namun ia memilih tidak memedulikan suara sumbang yang ia dengar. “Selama ini saya silent, banyak teman-teman yang belum tahu. Yang terpenting dampak ke masyarakat positif bukan sekadar pencitraan,” papar ayah Axelle Fanma Hartanata, 8, dan Rachel Fanma Lovelya, 4, itu.

Baca Juga: Pembaruan Google Meet, Punya Lebih Banyak Opsi Tambah Co-Host

Penyidik Satreskrim Polresta Solo itu berharap Balai Luhur Winasis terus memperoleh dukungan seluruh pihak agar Balai Luhur Winasis terus berkembang demi kepentingan jangka panjang pemberdayaan warga.

Mengawali karir menjadi polisi tahun 2005 lalu, suami dari Emma Madiastra Putri itu berkeyakinan melaui Polri Membangun Masyarakat Madani dapat masyarakat Bibis Luhur tetap produktif dan jauh dari pekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya