SOLOPOS.COM - Salah satu UMKM binaan BRI. (Istimewa)

Solopos.com, BALI — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempertegas komitmennya dalam melakukan pemberdayaan ekosistem bisnis berbasis ekonomi kerakyatan.

Sebagai bank dengan jaringan terluas di Indonesia, BRI senantiasa menciptakan sumber pertumbuhan baru dengan memberdayakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui pendanaan hingga pendampingan usaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengatakan BRI mengedepankan aspek-aspek pemberdayaan dan pendampingan dalam memperkuat ekosistem bisnis yang dirintis masyarakat di tataran akar rumput.

Oleh karena itu BRI menerapkan strategi go smaller, go shorter, dan go faster sehingga mampu memberikan economic & social values bagi masyarakat.

“Harapannya akan terjadi akselerasi sehingga pelaku usaha dapat naik kelas atau skala usahanya semakin besar. Upaya ini kami harapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. Selain itu, ketika kapasitas bisnis mereka tumbuh maka kebutuhan pendanaan juga semakin besar. Hal ini merupakan salah satu dari new source of growth BRI,” kata Supari dalam Financial Inclusion Talk di Bali pada Minggu (16/10/2022).

Baca Juga : Hadapi Tantangan Ekonomi, BRI Siapkan 4 Skenario Mitigasi Risiko dan Strategi

Supari juga optimistis sustainability pertumbuhan usaha masyarakat dapat terjaga dan semakin kuat melalui penguatan ekosistem bisnis.

“Kami akan terus berupaya mempertahankan dengan meningkatkan loyalitas dan engagement masyarakat melalui perluasan akses dan mempercepat proses naik kelas mereka. Melalui pemberdayaan yang sesuai dengan perilaku para pelaku usaha, kami juga mendampingi dan mengedukasi literasi dasar sampai dengan literasi digital dalam pengembangan usaha mereka,” tambahnya.

Peran BRI Menumbuhkembangkan UMKM

Professor Jay K. Rosengard, Adjunct Lecturer di Kebijakan Publik Harvard Kennedy School mengakui peran BRI dalam menumbuhkembangkan UMKM. Profesor Jay memiliki pengalaman internasional selama 45 tahun dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pembangunan.

Jay juga melakukan riset mengenai inklusi keuangan di Indonesia dan mengatakan peran BRI sangat besar dalam mendorong pelaku usaha naik kelas.

Baca Juga : Jadi Akselerator Kurangi Emisi Karbon, BRI dan PLN Resmikan SPKLU di Jakarta

“BRI menghadirkan model bisnis baru di mana perseroan dapat memiliki layanan yang efisien, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang memadai. Ini [BRI] menjadi salah satu contoh keberhasilan green revolution dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” ungkap Jay.

Dia juga membeberkan hasil riset dan observasi yang dia lakukan di Bali, di mana penguatan usaha pelaku UMKM berkat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun Kupedes BRI. Selain itu, adaptasi digital yang dilakukan BRI turut mendongkrak pelaku UMKM untuk memperluas pangsa pasar.

Pada masa pandemi Covid-19, BRI telah melakukan inovasi melalui Pasar.id di Pasar Kreneng Denpasar. Upaya ini berlanjut dan dapat membantu memulihkan omzet pedagang dan retribusi kepada pengelola pasar.

Mantri BRI yang bertugas di sana memiliki penguasaan potensi pasar yang sangat baik. Dari total 337 pedagang yang terdaftar di Pasar.id, terdapat 288 pedagang atau sekitar 76% sudah menjadi nasabah. Total plafon mencapai Rp8 miliar.

Bahkan, Pasar.id di Pasar Kreneng sebagai pasar unggulan terbaik di Regional Denpasar mencatat rata-rata transaksi 55-100 transaksi dengan omzet Rp5 juta per hari.

Baca Juga : Inklusi Keuangan: Holding UMi Bebaskan Pelaku Usaha dari Jerat Rentenir

Keberhasilan Pemberdayaan UMKM

Masih dari Denpasar, ada pemberdayaan kelompok Ubung 12 yang merupakan nasabah binaan PNM Mekaar yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) sejak September 2021.

Usaha binaan tersebut berdiri sejak 2020 dan terdiri dari 18 anggota berbagai usaha di antaranya Kerajinan Penjor. Besaran Pinjaman kelompok usaha tersebut mulai dari Rp2 juta-Rp4 juta dengan tenor 50 minggu dan angsuran Rp100.000 per pekan.

ekosistem bisnis BRI
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari. (Istimewa)

Di wilayah Kuta, rekam jejak keberhasilan pemberdayaan oleh BRI, yakni workshop Arum Dalu Sekar milik Nawangsari Setyowati yang merupakan nasabah SME Kanca BRI Kuta. Nawangsari merupakan nasabah yang naik kelas dari KUR Rp500 juta hingga mendapatkan pembiayaan dengan plafon Rp2,1 miliar.

Arum Dalu Sekar didirikan pada 1991 dengan enam karyawan tetap. Karyawan memiliki keahlian dalam berbagai hal, seperti kontrol kualitas, pengepakan, dan komunikasi dengan produsen. Nawangsari bekerja dengan lebih dari 12 kelompok produsen berbagai ukuran dan berbagai bidang produksi kerajinan tangan.

Baca Juga : Profesor Harvard Sebut BRI Paling Unggul di Sektor Usaha Mikro

Nawangsari mendukung kelompok produsen dengan desain dan ide, dukungan teknis, masalah kontrol kualitas, administrasi hingga pemasaran. Arum Dalu Sekar mencakup spektrum besar kerajinan Indonesia, seperti aksesoris wanita, perhiasan perak, tenun ikat, batik, fesyen, produk dekorasi interior, produk serat alam, dan peti mati ecodegradable.

Ekosistem Usaha

Arum Dalu Sekar juga merupakan anggota Fair Trade Organization yang mendukung pembayaran harga wajar dan peningkatan standar sosial dan lingkungan pelaku usaha dan ekosistem bisnis. Ekosistem usaha ini sangat kuat dan produksinya menembus pasar global.



Produksi Arum Dalu mayoritas berupa produk kerajinan peti mati ecodegradable yang diekspor ke Inggris, Belanda, dan Australia. Sebagian besar supplier bahan baku rotan berasal dari Jawa Timur dan merupakan nasabah mikro BRI sehingga terdapat ekosistem yang terbentuk dari UMKM BRI.

Selain itu, di Tabanan ada nasabah Dana Talangan PARI, I Nengah Suarsana, yang merupakan nasabah binaan BRI Unit Denbantas Kanca Tabanan. Usaha yang dimiliki Suarsana adalah pertanian. Dia pengepul gabah beras organik.

Baca Juga : BRI Bagikan Tips Disiplin Mengatur Keuangan Lewat Investasi Surat Berharga

Suarsana telah memiliki anggota 128 petani dengan hasil produksi 10-20 ton per bulan. Usaha tersebut berlangsung sejak tahun 2000. Saat ini pinjaman PARI yang diterima Suarsana mencapai Rp60 juta dengan tenor satu bulan. Uang tersebut untuk perputaran modal usaha pertanian. Selain dana talangan PARI, Suarsana juga nasabah Kupedes BRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya