SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar modal Indonesia. (Istimewa/OJK).

Solopos.com, SOLO – Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Soloraya didorong untuk meningkatkan literasi pengelolaan keuangan.

Saat ini, lebih dari 500 pelaku UMKM tercatat sebagai pendatang baru di Pasar Modal Indonesia.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Jateng 2, M. Wira Adibrata mengatakan upaya pengenalan investasi kepada para pelaku UMKM dilakukan secara terus menerus.

Mereka diberikan pemahaman dan edukasi agar bisa mengatur keuangan dari hasil usahanya.

“Keuntungan bisa disisihkan untuk investasi. Modal tetap diputar dengan perencanaan keuangan lebih tertata,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Senin (30/1/2023).

Dengan memahami konsep dasar investasi beserta risikonya, para pelaku usaha bisa mencermati investasi legal dan ilegal. Sebenarnya, para pelaku UMKM sudah memahami pengelolaan keuangan setiap bulan.

Namun, mereka kerap terkecoh dengan iming-iming yang menggiurkan oleh investasi bodong.

Seharusnya, mereka terlebih dahulu mengenali produk keuangan beserta risikonya serta kemampuan finansial.

“Kenali dulu karakter produk keuangan, legalitas produknya seperti apa, diawasi tidak oleh otoritas jasa keuangan. Baru setelah itu mempertimbangkan keuntungan. Jangan terbawa nafsu dengan iming-iming keuntungan. Apalagi yang menawarkan produk keuangan adalah kerabat keluarga atau teman,” ujar dia.

Selama ini, BEI Jateng 2 menggandeng Generasi Digital Indonesia (Gradasi) Kota Solo dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menggelar sekolah pasar modal bagi pelaku UMKM selama 2022.

Selain itu, BEI Jateng 2 juga memperbanyak galeri investasi digital dengan target para pelaku UMKM yang tersebar di lima kecamatan.

Minat pelaku UMKM di Kota Bengawan untuk berinvestasi cukup tinggi. Hal ini tercermin dari jumlah UMKM yang membuka rekening saham selalu bertambah setiap bulan.

“Untuk sementara, jumlah UMKM yang sudah membuka rekening saham lebih dari 500 orang. Kami berharap bertambah terus pada tahun ini,” ujar dia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan OJK indeks literasi keuangan masyarakat pada 2022 sebesar 49,68 persen.

Angka tersebut naik dibanding pada 2019 yang hanya 38,03 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan pada 2022 mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode sebelumnya pada 2019, yakni 76,19 persen.

Hasil SNLIK 2022 menjadi salah satu faktor bagi para pemangku kepentingan untuk menyusun kebijakan strategis dan merancang produk/layaan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto mengatakan pelaku UMKM menjadi salah satu kelompok sasaran prioritas inklusi keuangan pada tahun ini.

Selain UMKM kelompok masyarakat lainnya seperti pelajar, mahasiswa dan masyarakat yang berdomisili di wilayah perdesaan juga turut menjadi target sasaran prioritas inklusi keuangan.

“Para pelaku UMKM dan masyarakat harus mengenali karakteristik produk keuangan. Logis tidak jika dicermati secara detail. Kemudian, apakah sudah memiliki izin dan diawasi langsung oleh OJK. Sekali lagi, jangan tergiur iming-iming keuntungan berlipat saat hendak memutuskan untuk berinvestasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya