SOLOPOS.COM - Bramastya (dua dari kanan) saat menerima penghargaan juara pertama dari Presiden Direktur Solopos Media Group, Arif Budisusilo (kiri), dalam Diplomat Solo Esport Arena di Hartono Mall Soo Baru, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekelompok anak muda asal Kartasura, Sukoharjo, mewakili Jateng di cabang Esport Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua, akhir September ini.

Mereka adalah Bintang Muhammad Faizin, 17, pelajar SMAN 2 Sukoharjo asal Ngadirejo, Kartasura, kemudian Bramastya Dea, 19, mahasiswa STIE Solo, asal Ngadirejo, Kartasura.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lalu Syech Sarif, 23, warga Mertodranan, dan Rio Ananda Saleh, 19, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo asal Jetis, Sukoharjo. Mereka tergabung dalam satu komunitas bernama Rein Esport.

Bramastya sebelumnya pernah menjuarai ajang PUBG Mobile dalam Diplomat Solo Esport Arena (DSEA) kerja sama Diplomat dengan Solopos Media Group (SMG) tahun lalu.

Baca Juga: Esport Masuk Eksibisi PON Papua 2021, PB ESI Solo: Sinyal Positif!

Sejak itu, Bramastya mengaku terus melatih kemampuan permainan untuk menjadi profesional player. “Kalau sekarang masih terhitung semi pro player. Tapi ke depan kami optimistis bisa menuju profesional player lewat PUBG Mobile Pro League,” kata Bramastya kepada Solopos.com, Kamis (16/9/2021).

diplomat solo esport arena

Ia menjelaskan saat ini tengah bersama para timnya menyiapkan diri mewakili Solo dan Jawa Tengah menuju PON Papua. Pertandingan PUBG Mobile direncanakan di Jakarta namun jika berhasil meraih medali mereka bakal berangkat ke Papua.

Uang Jajan

Bramastya mengaku baru 1,5 tahun aktif berkompetisi di PUBG Mobile. Namun, berbagai prestasi berhasil ia raih bersama rekan-rekannya. Ia menyebut Esport berhasil memberinya uang jajan sebagai mahasiswa.

Berbagai prestasi juga sudah ia torehkan seperti juara I DuniaGame League 2020 UNS, juara II PUBG Community Cup 2020, juara I Hyper Elite Cup, juara I Battle Of Gods. Lalu juara III Negozio IVV Asia, juara II Steel Series 2nd Anniversary, juara III Oxirist Offline Championship.

Baca Juga: Esport Jadi Cabang Olahraga PON XX Papua 2021, Ini Daftar Game yang Ditandingkan

Bramastya juga menjadi juara I pada Bold Battle Ground, juara II Gopay Community, dan juara I Diplomat Solo Esport Arena (DSEA) 2020. “Kami latihan kalau menjelang turnamen saja, tapi setiap pekan ada turnamen. Jadi ya latihan terus. Latihan cukup empat jam saja tidak perlu sampai larut,” paparnya.

Menjadi wakil Jateng untuk ajang Esport pada PON Papua, Bramastya sangat optimistis bakal mencatatkan prestasi kembali. Ia berharap para pemain dari komunitasnya segera bermain di PMPL sehingga menyandang status profesional player. “Semoga turnamen offline bisa segera dimulai. Kalau online kurang ada ujian mental dalam bertanding,” imbuhnya.

Sementara itu, Rio Ananda Saleh baru setahun aktif berkompetisi dan selalu meraih prestasi. Ia mengaku cita-citanya saat ini hanya menjadi pemain profesional untuk mengharumkan Indonesia. Apalagi seluruh keluarga mendukung langkahnya untuk fokus di dunia Esport.

Dipandang Sebelah Mata

“Kalau dipandang sebelah mata kami biasa saja. Mereka yang memandang sebelah mata tidak tahu saja soal dunia Esport yang sangat maju,” papar Rio.

Baca Juga: Totalitas Buru Gelar Juara, Para Pemain E-Sport DSEA Sampai Bawa Bedak Dan Kipas Angin

Ia mengakui tidak ada persiapan khusus menyambut PON Papua. Komunitasnya hanya meningkatkan intensitas bertemu sembari melatih refleks dan tembakan.

Sementara itu, seorang karyawan swasta asal Karanganyar, Aldian Febry, 23, berhasil menambah penghasilan dari Esport. Di sela-sela kesibukannya bekerja, Aldian menyempatkan diri untuk mengasah skill olahraga digital itu.

Meskipun belum berstatus profesional, ia berhasil mencatatkan berbagai prestasi. “Banyak sekali pertandingan online yang saya ikuti dan selalu berhasil baik. Dulu saya bergabung dengan komunitas DOA Legacy sekarang Black Horse,” katanya.

Sebelum bermain PUBG Mobile, ia sempat bermain Mobile Legends. Ternyata, ia berhasil menjuarai berbagai permainan lewat game strategi itu. Berawal dari iseng bermain, kini ia menggantungkan cita-citanya bermain di PMPL.

Baca Juga: Ikut Turnamen Mobile Legends Tingkat Nasional, Tim Asal Madiun Juara 3

Tambahan Penghasilan

“Alhamdulillah sedikit penghasilan Esport buat tambahan penghasilan. Bisa menambah penghasilan saya di jasa pengiriman barang,” katanya.

Ia mengaku keluarganya sempat tidak setuju ia menjadi pemain Esport. Namun, setelah memahami dunia Esport dan Aldian berhasil menunjukkan berbagai prestasi seluruh keluarganya mendukungnya menuju atlet profesional.

Aldian mengatakan banyak anak-anak yang sudah bermain Esport. Menurutnya, mereka lah calon bibit unggul Indonesia. Namun perlu pengawasan khusus dari orang tua agar pendidikan anak-anak itu tetap berjalan. “Pagi saya kerja, malam saya latihan dan evaluasi. Sepekan itu pun hanya empat kali saja. Jangan sampai boros tenaga,” imbuh Aldian.



Ia berharap eksibisi Esport di PON Papua membawa sinyal positif untuk para atlet. Masih banyak para calon-calon pemain profesional yang muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya