SOLOPOS.COM - Karyawan Front One Cabin menata salah satu kamar di hotel yang terletak di Jl. Setiabudi No. 32, Gilingan, Banjarsari, Solo, Kamis (27/7/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Front One Cabin Solo mencatatkan okupansi 99%.

Solopos.com, SOLO — Dua bulan dibuka, Front One Cabin yang memadukan konsep hotel kapsul dan hotel berbintang mencatatkan okupansi rata-rata 90%. Front One Cabin beralamat di Jl. Setiabudi No. 32, Gilingan, Banjarsari, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hotel yang berada dibawah manajemen Azana Hotel & Resort tersebut memiliki 27 kamar yang terbagi dalam dua kelas. Kelas pertama adalah Bussiness Class dengan 23 kamar masing-masing seluas 3 meter (m) x 2 m dan First Class dengan empat kamar masing-masing seluas 3 m x 3 m. Bussiness Class hanya mampu menampung satu orang sedangkan First Class menampung dua orang.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur PT Citra Pariwisata Indonesia yang menaungi Azana Hotel & Resort, Dicky Sumarsono, mengatakan Front One Cabin merupakan hotel yang mengusung konsep hotel kapsul dan hotel berbintang satu-satunya di Solo.

Dia menyebutkan hotel tersebut memiliki prospek bagus karena menyasar pangsa pasar single traveller, backpacker, smart bussiness traveller yang notabene hanya menginap selama semalam.

“Konsep hotel kapsul berasal dari Jepang. Kemudian menyebar ke Inggris, Singapura, dan Malaysia. Biasanya, dalam satu ruanga ada 30-an kapsul tidur dengan kamar mandi di luar. Hotel ini belakangan digemari pebisnis muda atau pelancong yang bepergian sendirian. Mereka hanya ingin beristirahat rata-rata sehari dan melanjutkan aktivitasnya,” kata dia kepada wartawan di Front One Cabin Solo, Kamis (27/7/2017).

Dicky mengaku sebelum mulai membangun Front One Cabin, dia melakukan riset yang cukup lama. Setelah setahun melakukan riset di Jepang ditambah empat bulan riset di Indonesia, dia memantapkan diri untuk memadukan hotel kabin dan hotel berbintang.

“Lebih ke arah privasi dan keamanan saja, sih. Pasalnya di dalam kapsul itu hanya ada pintu kecil untuk satu kapsul. Kalau orang yang menginap di hotel kapsul di luar negeri itu cuek. Tapi kalau orang Indonesia, terutama saya, rasanya agak waswas dengan tingkat keamanan seperti itu. Jadi saya akhirnya bikin perpaduan hotel kapsul dan hotel berbintang,” sambung dia.

Dengan kamar hotel yang cukup sempit tersebut, Dicky menjamin fasilitas yang ditawarkan tidak kalah dengan hotel berbintang. Para tamu diberikan fasilitas laiknya hotel berbintang seperti kamar mandi dalam dengan air hangat dan dingin, kunci tempel, pendingin ruangan, sambungan wi-fi gratis, televisi, dan lain-lain.

Tidak ada meeting room dalam hotel tersebut karena pasarnya memang bukan untuk menyelenggarakan meeting. Namun demikian, Dicky optimistis Front One Cabin akan tetap dibutuhkan.

“Apalagi hotel kami dekat dengan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan. Banyak tamu yang menginap karena jadwal keberangkatannya terlalu pagi atau sekadar menunggu kereta karena jam keberangkatannya masih lama. Prospek ke depan cukup bagus karena belum ada kompetitor di Solo. Ke depan kami juga akan membuka Front One Cabin di Sragen. Kami targetkan September bisa dibangun,” tambahnya.

Selama Juli, hotel tersebut memberikan harga promo. Tarif menginap kamar Business Class dari Rp135.000/kamar/malam menjadi Rp120.000/kamar/malam. Sedangkan tarif menginap First Class dari Rp185.000/kamar/malam menjadi Rp150.000/kamar/malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya