SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, memimpin proses evakuasi mayat hanya tinggal kerangka yang ditemukan di Lingkungan Giriharjo RT 001/RW 001, Kelurahan Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (16/5/2020). (istimewa/Humas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Mayat yang ditemukan tinggal kerangka di dasar jurang Lingkungan Giriharjo RT 001/RW 001, Kelurahan Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (16/5/2020) siang WIB, diduga bukan warga Puhpelem. Bahkan, ada dugaan mayat itu bukan warga Wonogiri.

Camat Puhpelem, Jaiman, saat dihubungi Solopos.com, Senin (18/5/2020), menyampaikan dugaan itu menguat lantaran hingga hari itu tidak ada warga Puhpelem yang melapor kehilangan anggota keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, informasi pemuan mayat bersama baju, celana, dan barang lainnya yang bisa menjadi ciri khusus mayat tersebut terpublikasi secara masif melalui berbagai media, terutama media sosial (medsos).

Kasus Covid-19 Tak Kunjung Turun, Pemerintah Sibuk dengan Istilah Normal Baru

Ekspedisi Mudik 2024

Apabila ada warga yang kehilangan anggota keluarga, Jaiman meyakini sudah lama pihak rukun tetangga (RT), pemerintah desa (pemdes), pemerintah kecamatan, dan polisi mendapat laporan atau setidaknya informasi.

Bahkan, diyakini informasi itu diperoleh sejak sebulan atau dua bulan lalu jika benar-benar ada warga yang kehilangan anggota keluarga. Seperti diketahui, mayat diduga perempuan itu diperkirakan tergeletak di lokasi temuan sejak dua bulan sebelumnya.

“Setelah mayat itu ditemukan saya berkoordinasi dengan seluruh Camat di Wonogiri. Hingga hari ini [Senin] tidak ada Camat yang menginformasikan ada warga yang kehilangan anggota keluarga. Ini menguatkan dugaan mayat tersebut bahkan bukan warga Wonogiri,” kata Jaiman.

Begini Kipran KH Syamsul Hadi Abdan di Pondok Gontor Ponorogo

Dia melanjutkan penemuan mayat di Puhpelem Wonogiri itu memunculkan dugaan-dugaan warga yang mengerucut pada mayat adalah korban pembunuhan di lokasi lain. Dugaan itu berdasar analisis bahwa lokasi temuan jauh dari akses jalan.

TKP Sulit Diakses

Bahkan, lokasi temuan, yakni dasar jurang sedalam lebih kurang 20 meter tak bisa diakses kendaraan apa pun. Lokasi paling dekat dengan jurang, yakni permakaman warga yang berjarak lebih kurang 100 meter dari bibir jurang. Sementara, jarak bibir jurang dengan jalan yang biasa dilalui kendaraan lebih kurang 200 meter. Sementara, kendaraan hanya dapat mengakses hingga permakaman.

“Atas hal itu muncul dugaan mayat dibuang di lokasi dari bibir jurang tanpa menggunakan kendaraan. Ada dugaan juga jurang itu hanya dijadikan lokasi pembuangan, bukan tempat pembunuhan. Kemungkinan kecil mayat itu korban perampokan atau begal, karena cincin dan antingnya masih ada. Itu dugaan-dugaan yang mengemuka di Puhpelem. Kepastiannya menunggu pengungkapan kasus oleh polisi,” imbuh Camat.

Doni Monardo: Kemungkinan Selamanya Kita Hidup dengan Covid-19

Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, mengaku sudah menginformasikan penemuan mayat tersebut kepada Polres-Polres di Jawa Tengah (Jateng) dan luar Jateng. Bagi Polres yang mendapat laporan atau menangani kasus tertentu yang berkaitan dengan orang berciri-ciri pakaian seperti yang ditemukan bersama mayat itu dapat berkoordinasi dengan Polres Wonogiri.

Langkah itu dilakukan karena belum ada warga Wonogiri yang menginformasikan kehilangan anggota keluarga. Untuk diketahui, Puhpelem berbatasan dengan daerah di Jawa Timur, seperti Magetan dan Ponorogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya