SOLOPOS.COM - Warga Gondangtani terpaksa dirawat di ruang aula Puskesmas Gondang, Rabu (13/7/2016). Langkah itu dilakukan karena ruang rawat inap puskesmas penuh akibat banyaknya warga yang mengalami keracunan. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Keracunan makanan Sragen, Bupati belum menyatakan kasus Gondang masuk KLB.

Solopos.com, SRAGEN–Bupati  Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati tidak menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa 67 orang warga di wilayah Kecamatan Gondang, Sambungmacan, dan Kecamatan Mantingan, Ngawi. Jumlah warga yang masih menjalani rawat inap di delapan pelayanan kesehatan hingga Kamis (14/7/2016) pukul 16.00 WIB sebanyak 45 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puluhan pasien tersebut menjalani rawat inap secara gratis. Biaya perawatan mereka ditanggung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Keputusan Bupati disampaikan kepada wartawan setelah melihat langsung kondisi pasien yang dirawat di Puskesmas Gondang, Sragen, Kamis siang hingga sore. Yuni, sapaan Bupati, tak sekadar melihat-lihat kondisi pasien tetapi juga berdialog dan menyisihkan sebagian rezekinya untuk mereka.

Yuni juga meninjau posko kesehatan di Dukuh Gondang Tani RT 022, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen. Sejak Kamis pagi hingga sore tercatat ada empat orang yang berobat ke posko kesehatan itu. Yuni berharap posko ini hanya bisa buka maksimal empat hari. Setelah itu, dia meminta posko ditutup.

Kemudian Yuni juga menyambangi rumah pasangan Ponimin dan Sumarni di Dukuh Gondang Tani Rt 026/RW 007, Desa/Kecamatan Gondang. Pasangan Ponimin dan Sumarni merupakan keluarga yang menggelar hajatan resepsi pernikahan untuk anak bungsunya. Yuni menyampaikan tidak ada yang salah dalam kasus 67 orang yang diduga keracunan makanan. Yuni justru memberikan sesuatu kepada Sumarni untuk menenangkan keluarganya.

“Sampel makanan yang diambil Dinas Kesehatan akan segera diketahui minimal sepekan ke depan. Sampel makanan itu akan diuji pada laboratorium bakteriologi dan kimia untuk mengetahui kandungan pada makanan. Sampai hari ini [kemarin] tidak ada tambahan kasus baru. Atas dasar itulah, kami menetapkan kasus dugaan keracunan ini bukan kategori KLB,” ujar Yuni saat ditemui wartawan di Puskesmas Gondang, Kamis sore.

Yuni mengimbau kepada masyarakat untuk membiasakan perilaku hidup sehat di lingkungan keluarga masing-masing agar peristiwa dugaan keracunan makanan tidak terulang lagi. Yuni meminta Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan ke desa-desa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Kalau dulu ada lomba PHBS, sekarang kok sepertinya tidak ada ya. Bisa jadi dugaan keracunan itu dari bahan makanan yang sudah kedaluwarsa atau ada kandungan kimia pada bahan makanan tertentu. Semua itu akan dibuktikan lewat hasil laboratorium,” tutur dia.

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan KLB Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Sunar, menyampaikan status KLB atas musibah tertentu itu bukan DKK tetapi menjadi wewenang Bupati. Sunar memerinci 45 orang yang menjalani rawat inap di delapan pelayanan kesehatan. Pasien rawat inap paling banyak dijumpai di Puskesmas Gondang dan Puskesmas Sambungmacan 1.

Salah satu pasien rawat inap, Supardi, 36, merupakan pemudik dari Bogor yang berencana balik ke kota perantauan pada Jumat (15/7/2016). Supardi bersama istrinya, Tri Murtini, 33, dan anaknya, hanya ingin menjenguk simbahnya, Warinem, 80, di Dukuh Celep RT 014, Desa Gringging, Sambungmacan. Sebelum pulang mereka ikut menghadiri hajatan tetangganya di Gondangtani. Ternyata Supardi dan Warinem yang mengeluhkan mual-mual dan muntah hingga akhirnya opname di Puskesmas Gondang.

“Saya justru tidak apa-apa. Saya hanya makanan roti dan kacang serta minum teh saja. Padahal makannya banyak tetapi justru suami saya yang terkena,” ujar Tri saat berbincang dengan Solopos.com.

Anggota karang taruna Gondangtani, Imam Budi Satriyo, 16, juga ikut opname di Puskesmas Gondang. Siswa kelas XI SMK Migas Sragen itu berencana masuk sekolah mulai Senin pekan depan. Dia mondok di puskesmas itu sejak Rabu pagi.
“Dia pasien pertama yang masuk mondok di puskesmas ini. Kebetulan saya dan Bapak tidak apa-apa karena hanya minum saja,” ujar ibunda Imam, Istikhomah, 39, saat ditemui Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya