SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Seekor monyet liar sedang duduk di genting rumah warga Klaten. (facebook/cah delanggu)

Solopos.com, KLATEN—Markas Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Klaten mengaku kesulitan menangani serangan kera terutama yang sudah mengganggu permukiman penduduk. Padahal belakangan ini pihaknya menerima banyak laporan kera masuk ke permukiman penduduk di lima kecamatan.

“Kami ada kesulitan terkait sarana dan prasarana yang masih terbatas. Sementara, pergerakan kera atau monyet itu cukup agresif,” ujar Kasi Damkar Satpol PP Klaten, Sumino, saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/12/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sumino mengatakan segera berkoordinasi dengan berbagai instansi di kecamatan termasuk dengan kepolisian dan TNI. Koordinasi itu untuk menghalau kera-kera yang dinilai sudah mengganggu penduduk. “Yang bisa dilakukan nanti bersama-sama dengan teknik menghalau agar menjauhi permukiman,” urai dia.

Baca Juga: Wujudkan Zero Waste, Boyolali akan Dirikan TPS 3R di Tiap RT

Sebelumnya, sejumlah petani di wilayah Desa Jiwan, Kecamatan Karangnongko dipusingkan serangan kera ke ladang mereka. Tanaman seperti jagung, ketela, dan pisang dimakan kera yang datang bergerombol.

Keberadaan kera itu sudah ada di tebing-tebing jurang wilayah desa setempat selama bertahun-tahun. Jumlahnya semakin banyak pascaerupsi Merapi 2010. Diperkirakan, kera tersebut sebelumnya berhabitat di kawasan lereng Gunung Merapi.

Warga memilih tak mengusir secara kasar kera-kera tersebut. Jika dikasari, kera-kera tersebut justru agresif dan menghabiskan tanaman milik petani.

Baca Juga: Aksi Pencuri Bebek di Jenengan Boyolali Terekam Kamera CCTV

Damkar Satpol PP Klaten menerima laporan kera masuk ke permukiman penduduk dalam rentang dua pekan terakhir. Laporan itu diterima dari wilayah Kecamatan Manisrenggo, Polanharjo, Karangdowo, Ngawen, serta Klaten Utara.

“Untuk Manisrenggo pekan lalu. Kemudian dalam waktu hampir bersamaan sekitar tiga hari lalu laporan dari Karangdowo dan Ngawen,” kata Sumino.

Sumino mengatakan dari laporan yang diterima, ada kera liar atau kera peliharaan yang lepas dan masuk ke permukiman. “Ada yang sudah mengganggu tanaman milik warga seperti di Ngawen sudah mulai mengambil tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan lain-lain. Sementara seperti di Karangdowo itu, warga resah khawatir keberadaan kera di permukiman mereka mengganggu,” kata dia.

Baca Juga: SMK Muhima Purwantoro Wonogiri Kampanyekan Gerakan Antiperundungan

Dari laporan-laporan tersebut, Sumino mengatakan ada seekor kera yang ditangkap dan diserahkan ke petugas Damkar Klaten. Kera itu merupakan kera peliharaan warga. Kondisi kera agresif dan kerap lepas dari kandang, membuat pemiliknya memilih menyerahkan ke petugas Damkar Klaten.

Oleh petugas Damkar Klaten, kera tersebut kemudian diserahkan ke pegiat zona satwa asal Muntilan, Magelang. Satwa tersebut bakal diperawat dan dilepas setelah bisa berkoloni.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto, mengatakan belum ada laporan gangguan kera ke permukiman penduduk di wilayah Klaten. Darmanto menjelaskan kera yang biasa tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi akan mendatangi daerah yang lebih rendah.

Baca Juga: Cerita 3,5 Jam Menyelamatkan Mykola, WNA Ukraina Tersesat di Merbabu

“Biasanya kalau musim kemarau itu satwa akan turun, karena di atas kekurangan air dan pangan. Kalau musim penghujan biasanya akan kembali,” kata Darmanto saat ditemui di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya