SOLOPOS.COM - Atlet angkat berat Indonesia, Rani Puji Astuti, menggigit medali emas angkat berat kelas 61 kilogram putri ASEAN Para Games 2022 di Hotel Paragon, Solo, Jawa Tengah, Senin (1/8/2022). Rani Puji Astuti berhasil merebut medali emas kategori angkatan terbaik dengan angkatan seberat 90 kilogram sekaligus memecahkan rekor ASEAN Para Games. (Antara/Mohammad Ayudha)

Solopos.com, SOLO – Rani Puji Astuti menjadi salah satu atlet yang telah menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di ASEAN Para Games (APG) 2022. Torehan emasnya di kelas 61 kg putri cabang para angkat berat membawa Indonesia kukuh di puncak klasemen sementara cabang tersebut dengan lima emas dan tiga perak per Selasa (2/8/2022).

Rani menjadi tulang punggung Indonesia di ajang internasional sejak tahun 2015. Sebelum memetik emas di APG 2022, sederet prestasi ditorehkan lifter asal Kudus itu seperti medali perak di APG Myanmar 2015 serta APG Malaysia 2017. Perempuan berusia 39 tahun ini juga telah menembus level Asia dengan raihan medali perunggu Asian Para Games 2018 di kelas 55 kg.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Namun, di balik segudang prestasi itu, olahraga yang ditekuninya saat ini itu bukanlah pilihan pertama dalam kariernya. Sebelum di pelatnas para-angkat berat tahun 2012, Rani mendalami cabang olahraga atletik. Kejelian seorang pelatih para angkat berat akhirnya yang membuat Rani banting setir. Dia ditawari mengikuti klasifikasi di angkat berat saat dirinya masih menggeluti atletik, 10 tahun silam.

“Saat ikut klasifikasi atletik, ada pelatih angkat berat yang mengajak saya masuk cabornya. Katanya tangan saya cocok untuk angkat berat,” ujar Rani.

Baca Juga: ASEAN Para Games Ajari Generasi Muda Pendidikan Karakter dan Berempati

Lengan Rani memang khas seorang lifter yakni gempal dan pendek. Lolos klasifikasi angkat berat, dia langsung terjun di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2012 di Riau. Saat itu Rani hanya meraih posisi empat setelah mengalami cedera. Namun dia akhirnya menunjukkan potensi besarnya setelah menyabet perak di APG Myanmar 2015. Setahun kemudian Rani giliran merebut emas di Peparnas 2016 Bandung. Tak hanya itu, Rani juga memecahkan rekor sebanyak empat kali.

“Hasil dari Bandung membuat saya mampu membeli rumah di Sukoharjo,” ujar dia.

Baca Juga: Pembukaan APG 2022 Heboh, Wapres Berharap Kian Mempererat Persahabatan

Rani bersyukur pilihan menjadi atlet angkat berat dapat menghidupi dirinya serta keluarga. Sebelum berkiprah di dunia paralimpik, Rani mengaku sempat bingung dengan masa depannya. “Saya mikir mau kerja apa, sekolah tinggi-tinggi pun buat apa,” kisah dia.

Namun prinsipnya yang tidak mau merepotkan orang lain akhirnya mempertemukannya dengan dunia atlet. “Alhamdulillah hasilnya sesuai harapan,” ujar Rani. Ke depan, Rani berniat membuka usaha sebagai pengaman apabila dia tak lagi aktif sebagai atlet.

Baca Juga: Sukses Tita Puspita Berkat Sosok yang Sangat Dekat dengan Dirinya

“Sudah kepikiran sih pengin merintis usaha, tapi sekarang fokus di angkat berat dulu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya