SOLOPOS.COM - Almarhum anggota Satgas BPBD Sragen Joko Ari Atmojo (kiri) menyerahkan bantuan air bersih di wilayah utara Bengawan Solo, belum lama ini. (Istimewa-BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Para sukarelawan kemanusiaan di Sragen, Minggu (20/12/2020), berduka. Ucapan bela sungkawa dan doa terus mengalir untuk sosok Joko Ari Atmojo, 41, anggota Satuan Tugas (Satgas) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen yang mengembuskan napas terakhir di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Jawa Tengah.

Kepergian pahlawan kemanusiaan Sragen itu membawa duka mendalam bagi para sukarelawan kemanusiaan di Bumi Sukowati. Mereka kehilangan sosok yang dikenal ramah, baik, dan tak kenal lelah. Jenazah dimakamkan dengan protokol kesehatan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gelangan RT 013, Desa Dawungan, Masaran, Sragen, pada Minggu siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Almarhum Joko yang lebih akrab dikenal dengan nama Demang itu menjadi generasi pertama sebagai Satgas BPBD Sragen. Ia tercatat sebagai anggota Satgas sejak September 2015.

Catut Nama Baim Wong, Pelaku Penipuan Diringkus

Ekspedisi Mudik 2024

Salah seorang koleganya, Darmono, menjadi salah satu anggota Satgas BPBD Sragen yang merasa kehilangan. Darmono mengenal Joko sebagai teman yang luar biasa, tidak kenal lelah, dan baik di BPBD maupun di organisasi Senkom Mitra Polri Sragen. Joko selalu terlibat dalam aktivitas kebencanaan, mulai dari bencana alam, bencana krisis air saat musim kemarau, dan aktivitas kemanusiaan lainnya.

Setiap kewajibannya dilaksanakan tanpa mengenal waktu siang atau malam. Bahkan ketika berbenturan dengan masyarakat dalam penanganan bencana, ia tetap bersabar dan tetap konsisten menjalankan misi kemanusiaan itu.

Jadi Teladan

“Almarhum sangat bersemangat di dalam hal kebencanaan. Jiwa sosialnya patut ditiru oleh teman-temannya. Bahkan siap dibutuhkan 24 jam. Semoga almarhum husnul khatimah,” ujar Darmono saat dihubungi Espos, Minggu siang.

Darmono mengenal cukup dekat dengan Joko. Di samping kesibukannya, kata dia, Joko masih bisa membagi waktu dengan keluarga. Dia mengetahui terkadang Joko masih sempat membantu istrinya belanja keperluan toko kelontongnya. “Seusai menyemprot disinfektan di rumahnya, saya sempat mampir ke balai desa untuk meminta tanda tangan Pak Lurah. Pak Lurah sampai bilang, Mas Joko iku kok ora duwe kesel [Mas Joko itu kok tidak punya lelah],” ujar Darmono.

Konflik Orang Tua dan Anak Bisa Dipengaruhi Zodiak

Darmono masuk ke BPBD pun juga atas ajakan Joko. Darmono masih ingat bila 2015 itu baru ada enam orang anggota Satgas BPBD Sragen. Anggota Satgas BPBD lainnya, Sukarno, merasa Joko seperti saudara yang selalu perhatian kepada siapa pun. Ia pun lemas dan shock setelah mengetahui kepergian Joko untuk selamanya lewat Whastapp grup. “Mas Joko adalah orang yang baik selama saya kenal. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Dosa-dosa almarhum semoga diampuni dan ditempatkan di surge, aamiin,” ujarnya.

Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sragen Untung Darmadi pun merasa kehilangan. Ia mengenal Joko sebagai sosok yang loyal dan tidak pernah menolak perintah atasan walaupun berat perintah itu. “Mas Joko juga suka menolong teman-teman BPBD yang sudah pindah dengan ikhlas,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen Sugeng Priyono pun kehilangan Joko sebagai orang terbaiknya di BPBD Sragen. Sugeng ikut mengantar kepergiaan saat pemakaman dengan protokol kesehatan. Sebelum meninggal Sugeng mengetahui Joko sempat dirawat di RSUD Sragen selama enam hari. Sugeng juga mengetahui saat pemungutan suara juga menjadi petugas penyelenggara pilkada di Masaran, Sragen. “Beliau menderita sakit bagian pernafasan,” ujarnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya