SOLOPOS.COM - Ilustrasi pita cukai rokok untuk rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT). (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggunakan segala jalur untuk menyampaikan masukan masyarakat—khususnya kalangan petani tembakau—untuk menolak rencana kenaikan cukai rokok. Ia menitipkan aspirasi itu untuk diperjuangkan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang melakukan kunjungan kerja ke Jateng.

Dalam Rapat Kerja Daerah Komite IV DPD dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Jateng, Ganjar di Semarang, Selasa (3/12/2019), meminta kenaikan cukai rokok dikaji secara lebih serius. Kebijakan itu dapat berdampak besar kepada para petani tembakau Jateng.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Soal cukai rokok memang menjadi perhatian saya. Kalangan pengusaha dan petani sudah beberapa kali bertemu saya dan berharap tidak terjadi kenaikan terlalu tinggi pada cukai rokok karena akan memberikan dampak besar,” ujarnya.

Di hadapan anggota DPD yang dipimpin Wakil Komite IV DPD Casytha Arriwi Kathmandu dan Novita Anakotta, ia menambahkan kenaikan cukai rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT) akan mengorbankan petani tembakau. Sebab, menurutnya, merekalah yang akan menjadi korban tekanan dari kebijakan itu.

“Petani tembakau akan menjadi korban pertama apabila cukai rokok naik. Belum lagi perusahaan dan karyawan yang ada,” katanya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Rabu (4/12/2019).

Ganjar mengaku sudah secara langsung bertemu Presiden Joko Widodo dan membicarakan tentang rencana kenaikan cukai rokok itu. Kemudian, seperti diketahui cukai rokok memang tidak naik selama dua tahun terakhir.

“Jadi dengan kenaikan 23% itu, dilihat dari petani sangat berat, pengusaha juga pasti tidak mau, kalau bisa mereka berharap tidak naik karena akan berpengaruh pada penjualan,” ujarnya.

Selain itu, jika cukai tinggi, lanjut Ganjar, maka pengusaha nanti impor, tembakau nasional tidak terbeli. “Itu problem kita, memang tembakau kita kurang, maka impor. Pertanyaannya, mau tidak pengusaha membeli tembakau dalam negeri dulu? Faktanya tidak kan?” katanya.

Gubernur Ganjar berharap kebijakan yang diambil pemerintah tidak mematikan industri rokok nasional. “Jangan sampai nanti politik rokok internasional akan membumihanguskan rokok Indonesia. Melalui kesempatan ini, saya menitipkan persoalan itu kepada kawan-kawan DPD untuk diperjuangkan di tingkat pusat,” ujarnya.

Anggota DPD Novita Anakotta mengatakan akan membantu Jateng dalam perjuangannya terkait kenaikan cukai rokok. Dia berjanji, ke depannya usulan dari Gubernur Ganjar akan menjadi bahan yang diperjuangkan di tingkat pusat.

“Terkait kenaikan cukai rokok—khususnya SKT—yang diharapkan tidak terlalu tinggi, kami akan ikut memperjuangkan dan mengawal itu. Karena kami ini representasi dari daerah, kami akan berjuang mengawal aspirasi dari daerah seperti harapan Pak Ganjar,” kata dia.

Seperti diwartakan, pemerintah berencana menaikkan cukai rokok sebesar 23% dan mulai akan diberlakukan pada awal 2020.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya