SOLOPOS.COM - Kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Mahasiswa Baru Gelombang 2, Kamis (16/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Dalam upaya mewujudkan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga sebagai manusia-manusia bermutu dengan prinsip creative minority atau minoritas berdaya cipta, UKSW memiliki strategi pola pembinaan mahasiswa yang terbagi dalam bidang professional dan humanistic skills.

Strategi pola pembinaan ini diperkenalkan pada mahasiswa sejak dini sehingga dapat menyesuaikan diri secara cepat dan segera mengarahkan dirinya untuk menjadi creative minority yang unggul dan berdaya cipta.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Lembaga Layanan Kemahasiswaan UKSW, Giner Maslebu, SPd, SSi, M Si, di hadapan peserta kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Mahasiswa Baru Gelombang 2, Kamis (16/12/2021).

Dia menyebutkan bahwa terkait hal tersebut kantor Pembantu Rektor III berupaya untuk mengembangkan berbagai strategi. Salah satu strateginya adalah membentuk tim satuan tugas professional dan humanistic skills yang bertugas membuat sistem sinergisme dengan seluruh unsur resources UKSW dalam meraih keunggulan dan daya saing mahasiswa.

Baca Juga: Webinar UKSW: Cakap Digital, Gunakan Medsos untuk Gali Potensi Diri

Koordinator satgas professional skills Eunice Widyanti S., SPd, MPd, yang turut hadir mendampingi Giner menyebut bahwa dari bidangnya turut membina dan mendorong mahasiswa untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti KNMIPA, Pemilihan Mahasiswa Berprestasi, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia, hingga lomba debat baik di aras nasional maupun internasional.

Sementara itu menurut Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs., sebagai koordinator satgas humanistic skils yang mewadahi bakat dan minat mahasiswa di bidang sosio kultural menyebut bahwa mahasiswa memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mewakili UKSW. Menurutnya bendera UKSW dapat diusung di berbagai aras lomba.

“Jangan takut untuk berkarya dan berkembang, justru disinilah tempat kalian. Kalau membutuhkan sesuatu terkait pengembangan diri informasikan pada kami nanti akan kami dukung sesuai prosedur,” tegasnya.

Michael juga memberikan contoh sejumlah kegiatan humanistic skill yang telah diikuti mahasiswa UKSW, antara lain Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, Pentas Paduan Suara Gerejawi, Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional, serta Festival Film Mahasiswa Indonesia.

Baca Juga: Seru, Peserta OMB UKSW Dapat Info Detail tentang LK hingga Akademik

Miliki Konsep Berpikir Kristis

Seusai mengikuti rangkaian OMB selama tiga hari, para peserta tetap antusias. Tidak kurang 170 mahasiswa yang mengikuti kegiatan OMB secara luring di Balairung Universitas dan sekitar 500 mahasiswa melalui zoom meeting aktif berbagi komentar dan pertanyaan seusai para pemateri menyampaikan paparannya.

Desti Marnida misalnya, mahasiswi asal Mentawai Sumatra Barat ini mengaku senang bisa mengikuti OMB hingga hari terakhir secara luring. Materi mengenai Berpikir Kritis yang disampaikan oleh Samuel S. Lusi menjadi salah satu materi favoritnya selama mengikuti OMB.

“Dengan konsep critical thinking yang ditanamkan oleh UKSW saya jadi bisa memahami keterampilan dasar yang harus dikuasi untuk menjadi pemikir kritis. Hal tersebut tentu akan sangat bermanfaat ketika nantinya saya keluar dari UKSW dan terjun ke masyarakat. Saya sangat senang UKSW membekali kami dengan sikap kritis yang membuat kami memiliki ciri unik dan berbeda,” imbuh mahasiswi program studi Bimbingan Konseling FKIP ini.

Adapun materi lain seperti pengenalan campus ministry serta mengelilingi kampus secara virtual juga disampaikan untuk membekali mahasiswa. Rangkaian OMB gelombang kedua ditutup dengan pemasangan jas almamater dan penyerahan buku SPPM pada dua perwakilan mahasiswa oleh Ketua Panitia OMB UKSW Dennys Christovel Dese, S.Psi., M.B.A., serta Ketua LLK UKSW.

Rekomendasi
Berita Lainnya