SOLO – Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) karut-marut. Anggapan itu tampak kala dana negara yang diklaim pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu dibagikan di Kota Solo.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Solopos.com di Solo, Sabtu (22/6/2013), menemukan kenyataan adanya nama warga meninggal dunia yang tercatat sebagai calon penerima dana bantuan itu. Padahal, berdasarkan penelusuran Ketua RT 002/ RW 015 Semanggi, Rudi Sutopo,, warga itu telah meninggal dunia sekitar satu tahun lalu.
Rudi mencurigai amuradulnya data penerima BLSM bukan hanya terjadi di Kota Solo. “Kalau kejadiannya seperti ini, jelas BLSM tidak tepat sasaran. Sekarang pun sudah memicu kecemburuan di antara warga. Orang yang secara ekonomi mampu juga mendapatkan BLSM,” papar dia.
Selain permasalahan data, sambung Rudi, banyak warga tidak tahu prosedur pencairan dana, pengambilan bantuan dan kepastian dana cair. Warga dibuat bingung dengan program kompensasi kenaikan harga BBM.
“Bayangkan saja, mayoritas warga yang menerima BLSM merupakan kalangan ekonomi ke bawah dan SDM-nya juga rendah. Jadi mereka kebingungan, karena kami tidak tahu-menahu dan lepas tangan, ya saya suruh nanyain kepada petugas kantor pos,” papar dia.