SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah akan menghitung kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 2014 setelah kenaikan harga BBM jenis premium dan solar pada 18 November lalu.

Disinyalir over kuota BBM subsidi tidak akan sebesar yang diperkirakan sebelumnya, yaitu 1,6 juta kiloliter. Penyebabnya, pengguna premium banyak yang beralih menggunakan pertamax lantaran selisih harga yang semakin sedikit.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden dibahas mengenai stok BBM bersubsidi masih aman sampai akhir tahun meskipun ada sedikit kekurangan. Secara detail, pemerintah akan menghitung kuota BBM subsidi Rabu (3/11/2014) malam ini.

“Kuota lagi mau dihitung nanti malam dengan Menkeu. Pola subsidi juga akan didiskusikan, dan kita terus perhatikan,” ujar Menteri ESDM, Sudirman Said, seusai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Rabu (3/11/2014).

Sudirman Said mengakui setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, ada pergeseran konsumsi dari premium ke pertamax, namun ia belum tahu detail jumlah peralihannya. Pemerintah juga berupaya untuk mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM non subsidi.

Hal yang sama dikatakan oleh Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, bahwa ada kelebihan kuota BBM subsidi meskipun sudah ada penaikan harga bensin dan solar. “Ada kuota lebih tinggi sedikit, itu akan dibicarakan nanti malam,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya