SOLOPOS.COM - Kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). (JIBI/Bisnis/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — PT Pertamina Persero memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sampai akhir 2014 bakal berlebih 1,9 juta kiloliter dari kuota dalam APBN Perubahan (APBN P) 2014 sebesar 46 juta kiloliter. Baca

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, seusai pertemuan Direksi Pertamina dengan Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Kamis (30/10/2014), mengatakan kelebihan konsumsi tersebut terdiri atas solar 1,1 juta kiloliter dan premium 800.000 kiloliter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Perkiraan over kuota 1,9 juta kiloliter itu berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan kenaikan harga BBM memang bakal menekan konsumsi, namun tidak akan menahan kelebihan konsumsi. “Prediksi tetap ‘over’, tapi tidak sebesar prognosa 1,9 juta kiloliter,” katanya.

Menurut dia, kebijakan apapun tidak akan menahan kelebihan konsumsi tersebut. Namun demikian, Hanung meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan stok BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2014.

“Nanti, ada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan BBM subsidi. Pertamina tinggal ikut saja. Jangan membuat situasi seolah-olah tidak ada BBM bersubsidi,” ujarnya.

Dia menambahkan kenaikan harga BBM akan memberikan keuntungan seperti bakal menekan perembesan ke industri dikarenakan disparitas mengecil. Menurutnya, kenaikan harga BBM subsidi juga mendorong konsumen beralih ke bahan bakar gas. “Bagi Pertamina, harga BBM yang lebih tinggi akan membuat ‘cash flow’ menjadi lebih bagus,” ujarnya.

Perkiraan konsumsi BBM melebihi kuota terus bertambah. Sebelumnya, pada awal Agustus 2014, Pertamina memperkirakan over kuota sebesar 1,3 juta kiloliter. Lalu, pada awal Oktober prognosa over kuota bertambah 1,6 juta kiloliter dan kini menjadi 1,9 juta kiloliter.

Konsumsi BBM bersubsidi sampai Oktober ini sudah 38,4 juta kiloliter. Pertamina memprediksi kuota solar habis awal Desember dan premium habis pada akhir Desember 2014. Sesuai UU APBN, maka setelah kuota habis, maka BBM dijual dengan harga nonsubsidi.

Kecuali, pemerintah dan DPR memutuskan perubahan UU APBN Perubahan yang memungkinkan penyaluran BBM subsidi melebihi kuota 46 juta kiloliter. Pertamina mengungkapkan, kelebihan BBM jenis premium dan solar dikarenakan pertumbuhan jumlah kendaraan.

Sementara itu, harga minyak dunia terus turun atau melemah. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bergerak melemah. Hal ini menimbulkan pertanyaan masihkah pemerintah Presiden Jokowi ngotot menaikkkan harga BBM dalam waktu dekat?

WTI untuk pengiriman Desember tahun ini di bursa New York pada waktu tersebut ada di level US$80,73/ barrel. Zulfirman Basir, Analis PT Monex Investindo Futures, mengatakan sentimen negatif minyak muncul dari keengganan negara OPEC untuk memangkas produksi seperti diindikasikan oleh Direktur Perusahaan Nasional Minyak Iran Mohsen Qamsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya