SOLOPOS.COM - Demo Aliansi Mahasiswa Soloraya (AMS), Selasa (18/11/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, DENPASAR — Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di tengah harga minyak dunia yang turun masih mendapatkan penentangan dari sejumlah kalangan. Namun, menurut Eko B Supriyanto, Peneliti The Finance Research, kebijakan tersebut adalah langkah jenius.

Dia mengatakan jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan menyebabkan kerusakan seluruh elemen, terutama inflasi yang tinggi dan nilai tukar rupiah cenderung melemah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau tidak dinaikkan yang terjadi adalah kerusakan seluruh elemen. Inflasi, nilai tukar rupiah bakal ndelosor,” kata Eko B Supriyanto di acara Diskusi Mengenal Sumber Pendanaan Bank, Bali, Kamis (27/11/2014).

Terkait rencana anggota Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR yang akan menggunakan hak interpelasinya, Eko menuturkan kisruh ini hanya terjadi dalam waktu singkat. Menurutnya, setelah Juni tahun depan, akan terlihat hasil positif dari kenaikan harga BBM bersubsidi.

“Setelah Juni, kita akan menikmati hasil dari kenaikan BBM. APBN akan terserap ke sektor yang lebih produktif ,” katanya.

Sebelumnya, inisiator hak interpelasi kenaikan harga BBM dari Fraksi Partai Golkar Mukhammad Misbakhun mengklaim telah mendapatkan dukungan lebih dari 200 anggota DPR. Sementara itu, sebagian fraksi lain belum memutuskan sikap terkait usulan penggunaan hak interpelasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya