SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Aksi Terkait BLT JIBI/Harian Jogja/Antara

Foto Ilustrasi Aksi Terkait BLT
JIBI/Harian Jogja/Antara

GUNUNGKIDUL-Dukuh di Gunungkidul menolak kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau oleh pemerintah dinamai bantuan langsung sosial masyarakat (BLSM) lantaran dinilai tidak mendidik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Paguyuban Dukuh Kabupaten Gunungkidul Janaloka, Sutiyono mengatakan BLT mendidik warga tidak kreatif. Ia mengkiaskan agar jangan memberikan ikan kepada warga namun berikanlah kail. Misalnya saja dengan memberikan program padat karya yang tenaga kerjanya keluarga miskin.

“Atau bisa dengan memberikan batuan modal untuk mandiri bagi keluarga miskin,” papar dia kepada Harian Jogja, Senin (20/5).

Selain itu, BLT juga dinilai bisa menimbulkan kesenjangan sosial. Pasalnya data yang diberikan tidak falid dan tidak tepat sasaran lantaran pada proses pendataan tidak pernah melibatkan dukuh.

Selain menolak kebijakan BLT, para dukuh juga menolak kebijakan kenaikan BBM. Kenaikan BBM dipastikan akan diikuti dengan kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan yang paling akan dirasakan yakni kenaikan harga barang pokok bagi rakyat kecil.

“Rakyat kecil akan semakin susah untuk menjangkau dan akan berdampak meningkatkan kemiskinan. Menurut kami, kenaikan BBM itu hanya sebagai alat untuk mengalihkan dari permasalahan yang lebih besar yaitu penanganan kasus korupsi yang semakin hari semakin jelas banyak pejabat yang terlibat,” papar dia.

Menurutnya, korupsi merupakan permasalahan yang sesungguhnya. Untuk itu kenaikan BBM dinilai tidak tepat karena ada sumber lain untuk meningkatkan pemasukan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya