SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pasar penyedia pangan masyarakat. (JIBI/Solopo/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan akan menyebabkan inflasi hingga 4%-5%. Hal ini karena kenaikan harga BBM biasanya mengerek harga barang-barang lainnya, terutama kebutuhan pokok.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, menyampaikan kenaikan harga BBM biasanya menyumbang inflasi hingga 2%. Hal ini mengingat BBM merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Namun secara total, dia mengatakan efek turunan dari kenaikan harga BBM bisa menyababkan inflasi melambung hingga mencapai 4%-5%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Berdasarkan tahun sebelumnya, kenaikan harga BBM bisa menyebabkan inflasi 2% dengan total inflasi bulanan bisa mencapai 4%-5%. Namun besaran inflasi tentu menyesuaikan dengan kenaikan harga yang ditentukan pemerintah,” terangnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (3/11/2014).

Meski begitu, kenaikan harga BBM tersebut dipastikan akan berpengaruh pada total inflasi di akhir tahun yang akan terkerek sangat tinggi. Hal ini karena inflasi sekitar 4% itu, biasanya diperoleh dalam beberapa bulan berjalan tapi saat harga BBM naik, hanya terjadi dalam satu bulan.

Sementara itu, Bagus mengatakan inflasi Oktober sebanyak 0,46% atau sekitar 4,06% year to date (ytd) atau penghitungan inflasi dari Januari hingga Oktober. Diakuinya, perkiraan inflasi kali ini sedikit meleset dari perkiraan Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu yang memprediksi inflasi sekitar 0%-0,3%.

Menurut dia, inflasi yang melebihi prediksi tersebut disebabkan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan juga kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) yang terjadi pada pekan kedua September. Bagus menjelaskan meski kenaikan harga elpiji 12 kg terjadi di September tapi imbas dari kenaikan harga tersebut masih dirasakan hingga Oktober.

Dia menjelaskan dari 363 komoditas yang disurvei, sebanyak 94 komoditas menyebabkan inflasi, diantaranya TTL, elpiji 12 kg, cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, tarif parkir, bawang putih dan bawang merah. Bagus menyebabkan kenaikan bahan makanan tersebut dipicu minimnya stok yang diperoleh pedagang. Dia mengatakan minimnya produksi panen dan berkurangnya jumlah impor (bawang putih) menjadi penyebab kenaikan harga tersebut.

Pihaknya juga mencatat ada sekitar 51 komoditas yang menyebabkan deflasi, diantaranya adalah daging ayam ras yang hingga saat ini terus mengalami penurunan harga hingga 12,14%. Selain itu, komoditas lainnya seperti petai, tellur ayam ras, pisang, pir, bayam dan lainnya harganya juga turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya