SOLOPOS.COM - Seorang PGOT jenis manusia karung terjaring razia yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang, Rabu (13/4/2022). (semarangkota.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang kembali menggelar razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT), Rabu (13/4/2022). Ada sekitar 32 PGOT yang diamankan dari berbagai ruas di jalan protokol seperti Jalan Madukoro, Indraprasta, Imam Bonjol, Pemuda, Pattimura, dan arteri Soekarno Hatta.

Ketika hendak diamankan, para PGOT itu melakukan perlawanan. Meski demikian, mereka akhirnya pasrah karena jumlah personel Satpol PP Kota Semarang yang menggelar razia lebih banyak. Para PGOT yang diamankan itu berbagai jenis mulai dari manusia karung, manusia gerobak, dan lain sebagainya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto, mengatakan penertiban PGOT ini dalam rangka menegakkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang No. 5/2014.

Baca juga: Kian Banyak! Dua Hari, 48 PGOT Terjaring Razia Satpol PP Kota Semarang

“Ini kan masih bulan Ramadan, kita ingin ciptakan suasana yang bersih dan nyaman. Karena dari dulu kalau Ramadan banyak PGOT menjamur,” kata Fajar, dikutip dari laman Internet Pemkot Semarang.

Fajar juga mengaku sering menerima keluhan dari warga terkait menjamurnya PGOT. “Warga merasa tidak nyaman dengan keberadaan PGOT. Makanya kita tertibkan,” jelasnya

Para PGOT ini kata dia, berasal dari berbagai wilayah. Ada yang berada dari dalam maupun luar Kota Semarang. Ia pun mengimbau para PGOT agar tak mengulangi perbuatannya.

“Hari ini beruntung hanya pembinaan dan kita suruh buat surat pernyataan untuk tidak mengulangi. Kalau mengulangi dan tertangkap, langsung kita jebloskan ke panti sosial,” tandas dia

Usai tertangkap, 32 PGOT dibawa ke Markas Satpol PP Kota Semarang untuk dilakukan pembinaan dan diajak buka puasa bersama.

Baca juga: Satpol PP Kota Semarang Gencar Razia PGOT, Ini Alasannya

Sementara itu seorang PGOT berinisial Y menolak anggapan dirinya gelandangan. Ia mengaku bukan gelandangan dan sudah saban hari berada di Jembatan Mberok Jalan Pemuda.

“Saya sehari hari memang ngemper di Jembatan Mberok tapi bukan gelandangan. Saya hanya cari makan dari para pengendara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya