SOLOPOS.COM - Elyas Sakunjak, warga Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto Sukoharjo, memperlihatkan miniatur bus karyanya, Jumat (17/6/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Berawal dari hobi menggunakan bus atau BisMania Community, Elyas Sakunjak membikin miniatur bus berbahan akrilik. Warga RT 001/RW 006, Dusun Ledok, Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, itu menekuni pembuatan miniatur bus sejak terkena pemberhentian hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19 pada 2020.

Sebelum muncul pandemi Covid-19 dan menekuni usaha pembuatan miniatur bus, Elyas sehari-hari bekerja sebagai kurir jasa pengiriman barang. Dia bertugas mengantar paket surat-surat dan dokumen berharga milik konsumen. Saat pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, banyak karyawan perusahaan yang dirumahkan dan diberhentikan lantaran minimnya pemasukan perusahaan. Kala itu, Elyas juga diberhentikan oleh perusahaan akibat pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Elyas tak patah arang untuk menyambung hidup keluarganya. Dia banting setir merintis pembuatan miniatur bus berbahan akrilik. “Sebelum pandemi, saya iseng-iseng membuat miniatur bus. Namun, tidak dijual. Hanya sebagai koleksi karena latarbelakang saya adalah penggemar bus. Saya kerap menggunakan bus dari Solo-Surabaya, Solo-Semarang atau Solo-Jakarta. Tidak ada tujuan, setelah sampai di terminal pulang lagi ke Solo,” kata dia, saat berbincang dengan Espos, Jumat (17/6/2022).

Pria berusia 34 tahun itu memiliki banyak teman sesama penggemar bus di Soloraya. Mereka melihat karya miniatur bus buatan Elyas. Ini menjadi titik awal karier Elyas dalam menekuni pembuatan kerajinan minibus. Awalnya, ia hanya membuat satu minibus untuk koleksi pribadi temannya. Saat itu, karya miniatur bus dipuji temannya.

Lambat laun, banyak sesama penggemar bus yang memesan miniatur bus untuk dikoleksi. “Saya akhirnya menawarkan minibus di media sosial (medsos) dan e-commerce sejak setahun terakhir. Sebagian pembeli justru paling banyak luar Jawa seperti Medan, Padang, Lombok, Makasar hingga Aceh,” ujar dia.

Baca juga: Pengemudi Ojol Wonogiri Sukses Kumpulkan Rupiah dari Miniatur Bus, Yuk Lihat Produknya!

Kini, miniatur bus karya Elyas menembus pasar luar negeri seperti Malaysia. Pembeli asal Negeri Jiran memesan miniatur bus double decker lengkap dengan lampu bisa menyala dan replika mesin senilai Rp900.000. Sementara harga miniatur bus ukuran kecil dibanderol Rp300.000-Rp400.000 per buah.

Detail Persis Bus Asli

Elyas tak memungkiri proses pembuatan miniatur bus cukup sulit. Bahan yang digunakan untuk membuat miniatur bus seperti akrilik, kayu, lem, cat, hingga stiker sebagai penghias tampilan bus agar semakin mirip aslinya.

“Miniatur bus harus detail sehingga mirip bus asli. Mulai dari kursi penumpang, dashboard hingga toilet di bagian belakang bus. Bahkan, logo bus di kaca juga harus ditempel persis seperti bus aslinya. Pembeli juga tahu bagian-bagian bus, jika tidak ada mereka bakal komplain,” ujar dia.

Baca juga: Tengkleng Mbak Diah Sukoharjo, dari Kaki Lima jadi Klangenan Pak Harto

Dalam sebulan, lanjut Elyas, rata-rata ia mampu membikin 15 miniatur bus. Keuntungan dari penjualan miniatur bus digunakan untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Kepala Desa Kenokorejo, Hendri Purnomo, mengatakan miniatur bus karya Elyas merupakan kerajinan ekonomi kreatif yang menjadi potensi unggulan desa. Di Soloraya, perajin miniatur bus bisa dihitung dengan jari.

Pemerintah desa berupaya memfasilitasi agar usaha kerajinan miniatur bus kian berkembang dan tumbuh. “Saat kegiatan Polokarto Expo 2022, miniatur bus ikut dipamerkan di stan. Banyak masyarakat yang tertarik ingin membeli miniatur bus terutama penggemar bus dari kalangan remaja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya