SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berlalu-lalang di gerbang menuju The New Kemukus yang terletak di Dukuh Barong, Sumberlawang, Sragen, Jumat (26/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tahukah Anda nama Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, ini muncul karena adanya kabut hitam di puncak bukit tersebut?

Bersumber dari artikel yang tayang di situs resmi Pemkab Sragen, di atas bukit yang menjadi lokasi makam Pangeran Samudro itu ketika menjelang musim hujan atau pun kemarau akan muncul kabut hitam seperti asap (kukus).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Semenjak saat itu, masyarakat setempat menyembut bukit, tempat makam Pangeran Samudro dengan nama Gunung Kemukus hingga sekarang.

Baca Juga: Cara Daftar Akun LTMPT Siswa-Sekolah, untuk Daftar SNMPTN dan SBMPTN

Gunung Kemukus di Sragen menyimpan cerita sejarah yang jarang banyak diketahui masyarakat. Asal usul bukit yang terletak di Kecamatan Sumberlawang ini tak bisa dilepaskan dengan sosok Pangeran Samudro, putra dari Raja Majapahit terakhir yang dimakamkan di sini. Dia merupakan putra terakhir dari Raja Majapahit dari istri selir.

Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro dan ibunya yang bernama Ontrowulan diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan di Demak. Dari sini sejarah dan asal usul Gunung Kemukus bermula. Selama di Demak, Pangeran Samudro dibimbing tentang ilmu Islam oleh Sunan Kalijaga. Setelah dirasa cukup, Pangeran Samudro diminta untuk berguru lagi kepada Kiai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur, lereng Gunung Lawu.

Baca Juga:  Ada Spot Foto Baru dan Kece di Solo, Ini Hlo Lokasinya!

Pangeran Samudro pun menuruti permintaan gurunya tersebut. Selama di lereng Gunung Lawu, dia belajar Islam lebih mendalam. Ketika Pangeran Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kiai Ageng Gugur menceritakan bahwa dirinya adalah kakak dari Pangeran Samudro.

Pangeran Samudro Sakit hingga Dimakamkan di Gunung Kemukus

Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut. Hal ini dikarenakan dia teringat amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Dia pun menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kiai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak.

Baca Juga:  5 Kuliner yang Wajib Dicoba Saat ke Pasar Tawangmangu Karanganyar

Setelah berguru kepada kakaknya, Pangeran Samudro bersama dua abdinya kembali ke Demak. Namun, ketika sampai di oro-oro yang sekarang dikenal Dusun Kabar, Desa Bogorame, dia tiba-tiba jatuh sakit panas (demam).

Dia tetap nekat melanjutkan perjalanannya. Tapi, ketika tiba di Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri), sakitnya semakin parah dan memutuskan untuk beristirahat di daerah tersebut.

Baca Juga:  Tevy Badoa, Peserta X Factor Indonesia dari Solo yang Sihir Para Juri

Karena merasa sakitnya semakin parah, Pangeran Samudro mengutus abdinya untuk pulang ke Demak untuk memberitahukan kondisinya kepada Sultan di Demak. Namun, saat para abdinya pulang ke Demak, dia telah meninggal dunia. Sejarah dan asal-usul Gunung Kemukus pun terus belanjut.

Sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Lokasi permakaman Pangeran Samudro itu didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Baca Juga:  Sejarah Klaten yang Ceritanya Punya Beragam Versi

Awalnya, lokasi makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya