SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Jumlah warga miskin di Sukoharjo berkurang.

Solopos.com, SUKOHARJO–Jumlah warga miskin di Sukoharjo berkurang 2.220 jiwa atau sekitar 0,22% pada 2017. Jumlah warga miskin pada 2017 sebanyak 78.910 jiwa atau sekitar 9,07% berkurang menjadi 76.690 jiwa atau sekitar 8,75%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data angka kemiskinan itu berdasar hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) Badan Pusat Stastistik (BPS) Sukoharjo. Kegiatan survei dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau data di bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, keluarga berencana, perumahan, serta konsumsi dan pengeluaran. Survei itu dilakukan dua kali dalam setahun di 12 kecamatan se-Sukoharjo.

Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial BPS Sukoharjo, Suharto, mengatakan berkurangnya angka kemiskinan di Sukoharjo dipengaruhi meningkatnya penghasilan yang diterima warga miskin. Tak sedikit status warga kategori miskin berubah lantaran kesejahteraan mereka meningkat.

“Faktor paling mendasar yang memengaruhi berkurangnya angka kemiskinan adalah kesejahteraan warga miskin meningkat secara perlahan-lahan. Hal ini berimplikasi pada status ekonomi mereka berubah,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, Jumat (9/3/2018).

Menurut Suharto, kriteria warga kategori miskin tak hanya ditentukan dari penghasilan setiap bulan melainkan beberapa kriteria penunjang. Misalnya, kondisi rumah atau tempat, pendidikan, kesehatan hingga jumlah anggota keluarga. Dengan demikian, data angka kemiskinan yang dikumpulkan dan diolah benar-benar valid dan akurat. (baca juga: KEMISKINAN SUKOHARJO : Bupati Wardoyo Klaim Angka Kemiskinan Turun)

Di samping itu, petugas disebar ke sejumlah desa untuk menyurvei ke rumah penduduk.

“Di setiap desa ada satu-dua blok. Satu blok terdiri dari 10 rumah penduduk yang didatangi petugas. Mereka menyurvei berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan,” ujar dia.

Angka kemiskinan di Sukoharjo paling rendah dibanding daerah lain se-Soloraya. Rata-rata persentase angka kemiskinan di wilayah Soloraya di atas 10%.

Misalnya, angka kemiskinan di Kabupaten Karanganyar sekitar 12,28% dan Kota Solo sekitar 10,65%. Hal ini menjadi catatan positif program penanggulan kemiskinan yang dilakukan Pemkab Sukoharjo.

Biasanya, lanjut Suharto, data Susenas menjadi acuan utama perencanaan pelaksanaan berbagai program daerah terutama penanggulangan kemiskinan di setiap daerah.

“Di Jateng, angka kemiskinan terendah di Kabupaten Kudus dengan persentase sekitar 7,59%. Di wilayah Soloraya paling rendah [angka kemiskinan] di Sukoharjo,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang warga Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, Ahmad, mengapresiasi berkurangnya jumlah warga miskin di Kabupaten Jamu.

Ahmad berharap pemerintah menggenjot berbagai program kegiatan yang bertujuan menanggulangi kemiskinan. Salah satunya program Keluarga Berencana (KB) yang perlu kembali digalakkan di kalangan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya