SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan (freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Angka kemiskinan di Kabupaten Boyolali selama pandemi Covid-19 menyerang tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan data  Kabupaten Boyolali dalam Angka yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021 angka kemiskinan di Boyolali mencapai 10,62 persen atau sebanyak 104.820 orang.

Sedangkan pada 2020, angka kemiskinan di Boyolali tercatat 10,18 persen atau 100.600 orang. Sebelumnya, pada tahun sebelum pandemi yaitu 2019 tercatat angka kemiskinan 9,53 persen atau sebanyak 93.750 orang dan 2018 sejumlah 10,04 persen atau 98.230 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menyikapi angka kemiskinan yang terus naik tersebut, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengungkapkan data kemiskinan cenderung fluktuatif tergantung kondisi suatu wilayah. “Efek pandemi tentu saja sangat berpengaruh bagi masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya kepada Solopos.com di Boyolali, Jumat (3/6/2022).

Bupati mengungkapkan pengaruh tersebut seperti perekonomian terhambat, lapangan kerja terdampak, harga barang terutama kebutuhan pokok muncul anomali. Sehingga, ia menganggap wajar masyarakat seluruh dunia, tak hanya Boyolali, menjadi terpuruk.

No matter how long the winter, the spring is sure to follow, dan dalam Al Insyirah disebutkan bahwa sesungguhnya beserta kesulitan pasti ada kemudahan. Hal itu menjadi pelecut semangat Pemerintah Kabupaten Boyolali untuk bangkit dari pandemi,” jelasnya.

Baca juga: Investasi Masuk ke Boyolali Lampaui Target Meski Dihantam Pandemi

Said kemudian mengatakan langkah-langkah yang dilaksanakan seperti optimalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Industri Kecil dan Menengah (IKM), mendorong pengembangan sektor investasi dan pembangunan infrastruktur.

Lebih lanjut, Said mengatakan angka kemiskinan terus naik menjadikan tantangan tersendiri bagi Boyolali. Ia juga mengatakan telah membenahi program pendataan kemiskinan dan dikontrol setiap saat melalui Monitoring Center for Development (MCD).

“Hasilnya kami analisis dan kami tangani dengan beberapa program seperti bansos [bantuan sosial], kemudian program pembangunan berbasis dan melibatkan masyarakat,” kata dia.

Baca juga: Sanksi untuk 4 CASN Pemkab Boyolali yang Mundur: Kena Blacklist

Kemudian, Said melanjutkan mendorong upaya investasi baru yang dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Kemudian memberikan fasilitas pelatihan dan kemudahan akses modal serta pembangunan infrastruktur.

“Dan yang tidak kalah penting sebenarnya adalah membangun jiwa kepedulian dan gotong royong di antara masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya